Saat masih kecil di era 90 an, saya masih memaknai puasa sebagai latihan menahan lapar. Selain itu, momen lebaran tentu saja yang paling ditunggu-tunggu.
Seiring waktu, ilmu pun bertambah. Pemahaman puasa sudah mulai membentang luas. Dari sekedar menahan lapar dan dahaga, merambah pada kemampuan menahan hawa nafsu.Â
Memori masih kecil memang sulit dilupakan. Dulu saya condong berteman dengan mereka yang lebih tua, akibatnya saya mau tidak mau terbawa arus. Untungnya, arus yang membawa saya tidak begitu deras.Â
Momen puasa dahulu kala rasanya lebih lama. Beda dengan sekarang yang serba cepat. Baru sahur, dhuhur tiba dengan cepat. Disusul ashar, eh tiba-tiba sudah mau buka.Â
Seingat saya, sehari berpuasa dulunya terasa sangat lama. Ya, mungkin saja karena aktivitas yang menyita waktu boleh dikatakan tidak begitu banyak. Paling hanya bermain dengan teman di sawah, menangkap ikan, bermain layang-layangan, dll.Â
Berbeda dengan saat ini dimana akses informasi melalui smartphone mudah sekali menenggelamkan waktu. Intensitas berpuasa pun berbeda jauh.
Puasa dan Petasan
Datangnya bulan puasa membawa berkah bagi siapapun, termasuk bagi penjual petasan. Penjual petasan ini  layaknya pedagang musiman, hanya berjualan saat momen tertentu.Â
Ketika hendak lebaran, para penjual petasan sudah mulai menampakkan hidung. Mereka Kadangkala menggelar lapak jualan di sudut jalan. Untung yang mereka dapat juga sangat menggiurkan.
Uniknya, ada beberapa pedagang petasan atau yang lumrah dikenal penjual mercon sudah mulai berjualan jauh sebelum lebaran datang. Akhirnya, anak-anak pada umumnya berpuasa untuk mengharap hari lebaran tiba secepatnya.Â