Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Artikel Utama

Memaknai Hidup dalam Bingkai Ramadan

25 Maret 2023   09:26 Diperbarui: 31 Maret 2023   01:15 2389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi puasa. (Dok. Shutterstock/Adi purnatama via kompas.com) 

Sebelum bulan yang penuh keberkahan ini mendekati garis finish, hendaknya kita mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya. Bulan ramadan populer dengan bulan meraih kemenangan.

Kemenangan bagi seorang mukmin bukanlah kegelimangan harta, hidup menyenangkan atau bahkan anak yang sukses. Hidup terlalu sempit untuk dimaknai dengan kemenangan berbingkai kesuksesan.

Sukses bagi seorang muslim adalah bagaimana perjalanan hidup kita berakhir. Apakah pulang dalam keadaan menumpuk harta penuh dosa, atau kembali dengan tabungan dan investasi amal di dunia. 

Ya, kita semua paham bahwa harta tidak dibawa pulang serta. Apa yang kita berikan kepada orang lain, manfaatnya akan menyertai kita. Itulah amalan dan disanalah kemenangan berada.

Ramadan ibarat sebuah kapal pesiar yang datang untuk berlabuh sementara. Kita tentu terkesima dengan kemewahan sebuah kapal dengan interior yang super mewah.

Bagi sebagian orang ramadan hanyalah tradisi, dari penjual makanan berbuka dan ibadah tarawih berjamaah. Yang terlihat memang seperti itu. 

Jauh dari itu, ramadan adalah sebuah momen untuk memaknai kembali apa tujuan hidup dan kemana kita akan kembali. Waktu yang singkat selama 30 hari mengulang mengulas kembali arti kehidupan.

Adakah kita telah keluar dari rel yang ditetapkan atau berjalan pada koridor yang salah. Kereta api akan terhempas hancur jika keluar dari rel yang dibangun untuknya.

Bukankah kita juga punya rel yang harus kita lalui. Kehidupan seorang muslim sepatutnya tetap pada rel yang sudah Allah tentukan. 

Dari makan dan minum dari uang yang baik, halal dalam cara mendapatkannya dan tidak merampas dari yang bukan haknya. Itulah rel yang seharusnya kita lalui. 

Memaknai hidup| Freepik.com
Memaknai hidup| Freepik.com

Hidup yang singkat selayaknya bukan terkesima dengan harta dan rumah yang megah, sehingga lupa beribadah. Bahkan, terlelap dalam kesibukan dunia yang tak pernah habis.

Rel kehidupan seorang mukmin terbingkai baik dalam syariat melalui rujukan Al-quran dan hadis yang telah dijelaskan dengan gamblang tafsirannya oleh para ulama. 

Bagaimana cara mencari rejeki yang baik, berinteraksi dengan sesama, membantu mereka yang kurang beruntung, menyegerakan amalan yang baik. Itulah rel yang memandu kita untuk bisa meraih kemenangan sejati.

Kemenangan saat berpulang dalam keadaan bertaqwa dan hati bersih. Begitulah kehidupan yang diidam-idamkan oleh seorang muslim. Saat waktu kembali tiba, kita tidak membawa tumpukan dosa, tapi mengharap ampunan sang ilahi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun