Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Haruskah WFH Dijadikan Budaya Kerja?

16 Januari 2023   22:02 Diperbarui: 16 Januari 2023   22:10 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bekerja dari rumah.www.freepik.com

Work from Home (WFH) sudah menjadi tren kerja saat ini. Bukan tanpa alasan, ini semua berawal dari munculnya ancaman Covid bagi para pekerja kantoran.

Dulunya orang harus berangkat pagi dan pulang malam hari, kini situasi sudah berbeda jauh. Banyak jenis pekerjaan yang tidak mengharuskan lagi para pekerja untuk hadir ke kantor.

Di satu sisi tentunya ini sebuah keberkahan bagi mereka yang sudah bekeluarga, banyak waktu yang bisa dihabiskan bersama anggota keluarga. Namun, di balik semua itu, ada sebuah musibah yang mengancam.

Semenjak aktivitas berpindah dari kantor ke rumah, orang tua juga harus menyiasati waktu bersama anak. Ya, memang ayah dan ibu bisa bertatap muka setiap jam, tapi di sisi lain mereka harus kejar tayang.

Aktivitas sekolah yang juga berpindah ke rumah membawa dilema dan juga trauma tersendiri bagi tidak sedikit orang tua. Betapa tidak, mereka dituntut untuk bisa siap bekerja sambil mengawasi anak belajar.

Akhirnya, istilah learning loss muncul ke permukaan. Selama Covid, waktu yang dihabiskan anak bersama smartphone lebih lama ketimbang bersama orang tua.

Idealnya, WFH bisa mempererat hubungan orang tua dan anak. Nyatanya tidak demikian. Semakin kesini, anak semakin sedikit berinteraksi dengan orang tua. Fisiknya ada, tapi secara psikologis mereka terpisah.

Milenial dan WFH

Tidak bisa dipungkiri, WFH telah merubah pola kerja yang juga memangkas biaya. Yang dulunya butuh waktu lama ke kantor, sekarang tinggal duduk dimana saja sambil buka laptop.

Sayangnya, WFH 'mempersempit' gerak sehingga secara tidak langsung berdampak pada kesehatan jika diterapkan dalam jangka waktu lama. Pola interaksi dan komunikasi atasan ke bawahan juga berimbas, ada nilai budaya yang bergeser jauh disini.

Kaum milenial mungkin tidak lagi menyerap nilai budaya yang melekat pada Work from Office (WFO). Seperti tatap muka saling tegur sapa dan beberapa hal positif lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun