Lalu, apa kaitannya dengan rasa malas. Baik! begini ceritanya. Kalau dulu jumlah petani yang berkebun lebih banyak karena memang pekerjaan lain terbatas, kini kaum rebahan semakin bertambah.
pertanian polycrop bergantung pada mesin untuk menuntaskan pekerjaan skala besar. Perkebunan yang luas tidak memungkinkan untuk menggunakan tenaga manusia.
Sebenarnya bukan tidak mungkin, tapi indrustri skala besar mau untung lebih banyak alias rakus. Mereka tak mau memakai jasa manusia karena ongkosnya sangat besar dengan waktu kerja yang relatif lama.
Selain tidak produktif, secara efisiensi sangatlah tidak layak. Industri skala besar ingin mendapatkan untung besar dengan biaya produksi yang ditekan sekecil-kecilnya. Itu memang rumus bisnis!
Akhirnya, tenaga kerja manusia cukup untuk menjalankan mesin saja, dan beberapa lainnya untuk jenis tanaman yang mengharuskan keterlibatan tangan manusia.
Karena ini, makanan dan minuman kaleng semakin banyak dan menjadi sebuah tren dalam hidup. Pola makan berubah dan jenis makanan yang dianggap sehat juga bergeser.
Sehat yang dulunya gampang dan murah kini menjadi mahal. Bukan mahal secara harga, namun secara identitas. Lihat saja bagaimana gambaran sehat saat ini, pasti dikaitkan dengan minuman dan makanan tertentu. Terlalu mengada-ngada!
Orang dulu cukup dengan bergerak sudah sehat. Makanan juga sangat murah, semuanya didapat dari hasil tanaman skala kecil. Baik berupa kebun keluarga atau pekarangan rumah.
Bagaimana dengan sekarang? mau ke warung dekat rumah pakai motor, beli sayur naik motor, bahkan pesan makanan juga mengandalkan gojeck dan grab. GAMPANG!
Jadinya, skala pergerakan jauh berkurang. Sirkulasi darah terganggu, apalagi pola makan yang tidak sehat. Apa yang terjadi? orang semakin malas dan terlena untuk duduk manis di kursi dan nyaman dengan identitas work from home.
Sekilas, tak ada masalah. Tapi, tunggu dulu. Coba lihat jenis penyakit saat ini, mulai dari gagal ginjal, hepatitis, diabetes, kanker, dll sangat mudah hinggap di tubuh anak muda.
Kultur bekerja yang sarat diam ditempat menjadi bumerang bagi generasi masa kini. Pendapatan memang meningkat, namun kesenangan berkurang dan berdampak pada ketenangan.