Hal ini tidak terjadi pada kelompok the top 20%. Mereka tahu kemana arah tujuan dan bekerja dengan strategi yang tepat. Kemauan untuk belajar hal baru dan bekerja lebh giat membuat mereka mudah menanjaki tangga karir.
Apa yang kemudian terjadi? the top 20% bisa berpindah ke posisi manajer atau supervisor dengan kenaikan gaji yang siknifikan. Mereka menjadi orang-orang yang diperhitungkan dalam perusahaan atau kantor.
Jika the top 80% harus was-was ketika isu resign muncul, the top 20% tidak perlu khawatir. Ilmu yang mereka miliki disertai etos kerja terbaik menempatkan golongan 20% sebagai golongan terbaik.
Manajemen waktu yang terukur membuat the top 20%Â bisa bekerja lebih cerdas mengedepankan naluri yang matang.Â
Mereka condong datang lebih awal ke tempat kerja untuk menjadwalkan pekerjaan sesuai prioritas dan pulang sedikit lebih telat untuk mempersiapkan pekerjaan esok hari.
The top 80%Â tidak mau ambil pusing. Mereka datang sesuai jam kerja, tidak maksimal menggunakan waktu ketika bekerja, dan sangat mudah terpecah konsentrasi dengan hal-hal tidak produktif, seperti bergosip dan menghabiskan waktu untuk santai.
Seringnya, target kerja tidak tercapai karena kurangnya disiplin kerja dan manajemen waktu yang buruk saat bekerja. The top 80%Â tidak memprioritaskan pekerjaan penting dan condong memulai dengan pekerjaan yang mudah namun tidak relevan dengan produktivitas.
Nah, bagi golongan the top 20%, mereka merumuskan pekerjaan dengan berusaha lebih, bekerja lebih giat, dan fokus pada pekerjaan yang nilainya besar.Â
Sebaliknya, the top 80%Â bekerja seadanya saja, tidak mau menambah waktu kerja dan konsentrasi pekerjaan utama pada jenis pekerjaan yang berbobot kecil.
Perusahaan berani membayar lebih pada mereka yang memiliki kualitas kerja terbaik. Artinya, satu pekerja dalam katagori the top 20%Â setara dengan 10 pekerja katagori the top 80%.
Jika harus dihilangkan, maka konsekuensi kehilangan pekerjaan ada pada katagori pekerja the top 80%. Investasi yang dilakukan the top 20% menjadi skoci penyelamat mereka saat badai menerpa.