Di tulisan ini saya ingin berbagi sudut pandang dari pengalaman. Sekali lagi, ini adalah sebuah opini yang berdasarkan pada pengalaman, bisa benar dan bisa saja salah.
Beberapa bulan yang lalu saya mulai mengajar secara online dengan latar belakang siswa yang berbeda. Setidaknya ada 6 siswa yang berasal dari 5 provinsi berbeda dengan klasifikasi umur 20 an dan 35-45 an.
Dari sini saya mengamati ada perbedaan cara menghargai waktu dari dua generasi ini, selain itu dari sisi kesopanan saya juga melihat ada sesuatu yang unik.Â
Tiga siswa saya yang sudah berumur memiliki pekerjaan tetap dengan posisi yang boleh dikatakan struktural. Sementara, tiga siswa saya yang lebih muda ada yang sedang melanjutkan kuliah dan ada yang merintis bisnis.
Manajemen Waktu
Dari segi manajemen waktu, saya melihat siswa yang berumur lebih menghargai waktu ketimbang yang 20 an. Kenapa saya bisa berkata demikian?Â
Kelas yang saya bimbing ini adalah kelas privat yang memiliki waktu fleksibel. Artinya, saya sebagai pengajar bisa mengalihkan jam ngajar ke waktu lain jika berhalangan, begitu juga sebaliknya.
Nah, yang saya amati mereka yang berumur 20 an condong memberikan notifikasi mendadak jika tidak bisa mengikuti kelas. Alasannya juga terkadang sangat simpel.
Tidak seperti siswa saya yang berumur 35-45 an, mereka setidaknya mengabari saya 2 hari sebelum pertemuan dengan alasan yang lebih logis seperti ada meeting mendadak di kantor atau harus ke luar kota.
Kebetulan, dua siswa saya ini sudah berkeluarga. jadi, saya berasumsi bahwa mereka lebih menghargai waktu karena faktor taggung jawab pada anak dan istri.
