Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pagi

8 November 2022   08:49 Diperbarui: 8 November 2022   09:23 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matahari kian meninggi menyapa insan dalam nestapa, memberi makna hidup berbalut cahaya. Sinar mentari menegur sanubari, embun yang menyegarkan tapak yang sedang menepi.

Kilauan cahaya di balik gunung, diikuti kicauan ribuan burung. Indah bak bunga yang mekar mengeluarkan harum di pagi hari yang cerah dalam relung.

Ribuan hektar sawah dipenuhi padi yang mulai menguning, sumber kehidupan bagi jutaan insan manusia yang kian pening. Di pagi hari, para petani duduk di pematang, menjaga bulir-bulir yang perlahan mulai terisi.

Sawah kini berganti rumah, pagi yang indah tak lagi mudah. Cahaya matahari perlahan terhalang bangunan yang menjulang. Air tanah mulai keruh, menitipkan perih dalam jiwa yang keluh. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun