Emotional loneliness adalah sebuah frasa yang muncul dari sikap orangtua yang acuh kepada anak. Adapun sebab musabab anak merasa berada dalam kesendirian berawal dari tidak hadirnya ikatan batin orangtua ketika membesarkan anak.
Uniknya, orangtua kadang tidak menyadari akan efek yang mereka 'titipkan' kepada anak. Sikap orangtua yang dingin kepada anak menjadi faktor pemutus ikatan batin yang seharusnya terbentuk dengan alami.Â
Dalam keluarga dengan fasilitas serba ada menjadikan kedekatan anak dan orangtua berkurang, akhirnya anak tidak terhubung secara emosional dengan orangtuanya.
Ada orangtua yang sering berada di rumah namun keberadaanya ibarat hantu, tidak bisa dilihat kasat mata tapi bisa dirasa-rasa. Ada juga orangtua yang sangat jarang berada di rumah, jikapun ada seperti pedagang musiman yang hanya datang ketika tidak dibutuhkan.
Ternyata, dalam sebuah buku yang sedang saya baca yang berjudul Adult children of emotionally immature parents, ditulis oleh Lindsay C. Gibson, PsyD, disebutkan bahwa ketidakhadiran ikatan batin orangtua saat mengasuh anak menyebabkan anak merasa terasingkan dan sifat ini akan terbawa sampai dewasa.
Efek Jangka Panjang
Emotional loneliness  tidak muncul jika orangtua memiliki kemampuan untuk membangun emotional intimacy. Nah, kedekatan orangtua secara fisik tidak serta merta bisa menciptakan hubungan 'intim' dengan anak, melainkan kepedulian secara emosional.Â
Sayangnya tidak semua orangtua memiliki kemampuan membangun kedekatan dengan anak secara emosional, diantara penyebabnya adalah tidak benar-benar membersamai anak dengan tulus dan ikhlas.Â
Padahal, hubungan emosional yang terbentuk antara orangtua dan anak menghadirkan banyak manfaat bagi anak, mereka akan terbuka kepada orangtua dan mudah menceritakan apa saja yang mereka alami tanpa diminta.
Jika anak tidak terbuka dan merasa canggung untuk menceritakan apa yang ia alami maka periksalah cara anda berinteraksi dengan anak. Apakah anak merasa aman dan nyaman ketika berada di samping orangtua? atau malah sebaliknya.
