Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Modeling, Mengajari Anak sambil Mempraktekkan

23 Agustus 2021   17:36 Diperbarui: 23 Agustus 2021   17:42 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada tulisan sebelumnya baca di sini, saya menguraikan tentang beberapa hal yang menjadi kesalahan utama orangtua dalam berinteraksi dengan anak. Hal ini berakibat pada rendahnya rasa percaya diri anak.

melalui tulisan ini saya ingin membagi beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua untuk membangun rasa percaya diri pada anak.

1. Mencontohkan langsung pada anak

Rasa percaya diri dalam diri anak bisa dibentuk dengan memberikan kesan kepada anak melalui contoh langsung. Sebagai ilustrasi, orangtua bisa melatih anak hal baru atau skil yang baru dengan memberikan pesan seperti 'ayah akan mulai duluan ya, kalau nanti belum berhasil kita akan coba lagi.

Kalimat seperti ini akan menimbulkan efek yang berbeda ketimbang ungkapan 'coba aja dulu, nanti ayah bantu'. Sebagai orangtua, memberikan contoh terlebih dahulu dan menyelipkan pesan motivasi adalah tehnik menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri anak.

Bagi anak, mencoba hal baru adalah sebuah tantangan yang bisa membuat mereka belajar atau malah terpuruk. Ucapan positif yang yang keluar dari mulut orangtua akan sangat berkesan untuk membentuk kepribadian anak.

Nah, yang sangat perlu orangtua ajari pada anak adalah bagaimana merespon terhadap hasil dari sebuah usaha. Sebagai contoh, saat anak belajar bersepeda, orangtua seharusnya menyertai anak dan memperlihatkan kepada anak cara bersepeda.

Sesekali orangtua perlu berpura-pura jatuh dan memperlihatkan ekspresi muka dengan senyuman sambil berucap 'ayah jatuh, tapi ga apa-apa, ayo coba lagi'

Kalimat sederhana seperti ini diikuti dengan ekspresi senyuman akan mengajarkan anak bahwa jika terjatuh itu bukan sesuatu kegagalan, melainkan itu memang sebuah proses. 

Disini anak akan belajar menanggapi sebuah kegagalan sebagai sebuah kewajaran dan tidak menganggapnya sebagai nilai negatif.Contoh dari orangtua akan menjadi model bagi anak untuk menyikapi segala sesuatu dengan benar.

Pernah melihat anak yang cepat sekali menyerah? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun