Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lebaran sebagai Momen Transfer Ilmu Terbaik bagi Anak

22 Juli 2021   13:19 Diperbarui: 22 Juli 2021   13:41 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lebaran memiliki nilai ibadah sangat besar bagi kaum muslim, disamping mengandung nilai spiritual momen lebaran juga bisa berperan sebagai sarana transfer ilmu bagi anak-anak.

1. Momen Silaturrahim

Bagi mayoritas umat muslim di dunia, momen lebaran adalah hari yang paling ditunggu untuk saling mengunjungi sanak famili. Dengan kesibukan sepanjang tahun, berkumpul saat lebaran sangatlah penting untuk saling menjaga keakraban sesama saudara.

Khususnya bagi anak-anak, hari lebaran hendaknya menjadi hari untuk menyambung kembali tali silaturrahim yang mungkin sudah terputus karena kesibukan orangtua. Hal ini sangat penting untuk menumbuhkan rasa persaudaraan sesama anggota keluarga, untuk saling mengenal antar sesama saudara dan berinteraksi dengan anggota keluarga dengan latar belakang yang berbeda.

Nah, alangkah baiknya jika momen lebaran tidak hanya dihabiskan untuk sekedar berkumpul sambil makan dan minum, memperkenalkan setiap anggota keluarga satu sama lain dengan cara bercerita akan menambah kekompakan antar saudara. Banyak anggota keluarga yang mungkin masih belum saling kenal, mengajak anak untuk saling memperkanalkan diri juga akan melatih mereka untuk lebih percaya diri didepan orang rame.

2. Momen Mendidik Tata Krama

Di hari lebaran anak-anak sering diajak berkunjung ke rumah-rumah famili, tapi rutinitas ini umumnya jarang dipakai untuk menitipkam pesan moral bagi anak. Etika bertamu dari cara memasuki rumah, tatakrama berinteraksi dengan orang yang lebih tua, makan dan minum, termasuk kesopanan dalam menggunakan smartphone adalah hal yang sepatutnya diwarisi kepada anak.

Mengajari anak nilai-nilai kesopanan saat berlebaran akan sangat bermanfaat bagi mereka kelak ketika dewasa. Misalnya, saat hendak memasuki rumah bagaimana etika meletakkan sandal/sepatu, mengetuk pintu, dan bersalaman saat masuk serta tidak mendahului orangtua adalah sesuatu yang mulai hilang saat ini.

Terlebih dengan hadirnya samrtphone di tangan anak, rasanya nilai kesopanan tidak lagi dihiraukan. Penting bagi orangtua untuk menanam nilai kesopanan seperti tidak menggunakan smartphone saat momen bertamu, menghargai pemilik rumah dengan tidak menyisakan minuman dan makanan yang dihidang.

Saat berkunjung ke rumah ornaglain, orangtua juga perlu mengenalkan cara berkomunikasi dengan baik. Tidak berbicara dengan nada kurang sopan atau mendahului pembicaraan orangtua saat berada dirumah yang dikunjungi. Anak-anak juga perlu untuk dibiasakan berbicara dan bertegur sapa ke pemilik rumah dengan bahasa yang sopan baik saat memasuki rumah dan saat meninggalkan rumah.

3.   Berbagi ke Sesama Saudara yang Kurang Mampu

Nilai silaturrahim akan bertambah saat kita datang dengan buah tangan. Terlebih saat berkunjung ke rumah saudara yang kurang mampu, membawa sedikit bawaan seperti makanan, buah, dll akan sangat bermanfaat bagi yang dikunjungi. Layaknya momen lebaran adalah momen berbagi sesama saudara.

Adapun bagi anak-anak, saat menemani orangtua mereka juga bisa belajar berbagi dengan saling membantu sesama saudara. Mereka bisa diajarkan untuk saling berbagi sejak dini misalnya mengajak mereka berbelanja barang makanan yang nantinya akan dibawa saat berkunjung. Ini akan menjadi ajang transfer ilmu bagi anak dan menambah nilai kepekaan bagi mereka untuk saling berbagi.

Di momen lebaran dan di hari paling berkah, mewarisi anak sifat saling berbagi adalah hadiah paling indah. Sebagai orangtua hendaknya keistimewaan hari lebaran menjadi hari transfer ilmu melalui contoh-contoh kecil yang dipraktekkan langsung ke sasama saudara. Mungkin suatu hari nanti nilai yang kita tanam pada anak akan membuahkan hasil yang akan kita nikmati saat telah tiada. Warisilah anak-anak dengan suri tauladan yang baik karena itu akan menjadi simpanan di hari akhir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun