Cemas dan rendahnya rasa percaya diri bukanlah sebuah 'penyakit' yang hadir tanpa sebab. Tanpa disadari akar dari masalah kecemasan dan percaya diri bermula dari pola asuh yang salah sehingga berujung pada tingkat percaya diri anak.Â
Perlu dipahami rasa cemas muncul dari dua bagian otak: Amygdala dan Cortex. kedua bagian otak ini punya peran penting untuk membentuk kepribadian anak.Â
Di tulisan kali ini saya akan coba membahas bagaimana pengaruh pola asuh terhadap merosotnya fungsi otak.
Secara ilmu sains, jaringan otak sudah mulai terbentuk dan aktif pada masa usia 4 bulan dalam kandungan. Selain asupan makanan yang bergizi, ternyata otak juga berkembang karena faktor trigger (pemicu).Â
Jika makanan berfungsi untuk membentuk sel otak yang sehat, komunikasi dan interaksi berfungsi sebagai pemicu hadirnya Synapsis (struktur jaringan sel neuron) pada otak. Tanpa pemicu jaringan otak tidak terkoneksi dengan baik sehingga fungsi otak juga tidak berkembang.Â
Dengan bahasa sederhana, otak berfungsi dengan adanya hukum aksi dan reaksi, dengan adanya interaksi dan komunikasi maka otak akan bereaksi melalui hadirnya synapsis.Â
Tahukah Anda bahwa ada 125 triliun koneksi di bagian otak yang disebut Celebral cortex yang membentuk synapsis. Berdasarkan perhitungan ilmuan ini setara dengan jumlah bintang yang ada di 1.500 galaxy Milky Way.Â
Coba bayangkan jumlah koneksi yang hanya di bagian Celebral Cortex saja menyamai jumlah bintang di galaxy Milky way. Jumlah ini belum termasuk jaringan lainnya di bagian otak lain yang sampai hari ini para ilmuan otak (neurologists) belum mampu menghitung.Â
Kembali ke pokok tema tulisan saya di awal, Kenapa anak bisa mengalami cemas dan rendah percara diri?Â
Setelah saya mendalami studi kecemasan dan mengulas banyak tulisan pakar dibidang neurology dan Psychology, saya menyimpulkan bahwa kedua hal ini terbentuk dari buruknya pola asuh pada anak. Mari kita dalami secara teori dan kaitkan dalam konteks keseharian.
Sebagaimana yang saya sebutkan di atas, saat otak mulai berkembang anak akan menyerap semua informasi dan menyimpannya sebagai sebuah memory.Â