Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Pentingya Peran Orangtua dalam Membentuk Kebiasaan Membaca pada Anak

17 November 2019   16:04 Diperbarui: 6 Januari 2023   21:15 1438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budaya baca pada anak (Ilustrasi: friendshipcircle.org)

Memiliki anak yang memiliki kemauan membaca adalah sebuah anugerah. Betapa tidak, di zaman yang serba canggih sekarang ini rasanya sulit sekali membiasakan anak untuk suka membaca. 

Sebagai orangtua kita pasti merasa bahagia jika melihat anak mau duduk di depan buku ketimbang tenggelam di depan smartphone. Menghadirkan kecintaan kepada buku bukan perkara mudah, apalagi saat akses informasi sudah semakin tak terbendung. 

Apa yang harus kita ketahui sebagai orangtua dan bagaimana menghadirkan kemauan membaca pada anak? 

Satu hal yang pasti, sebagai orangtua kita harus memahami bahwa segala sesuatu yang kita perlihatkan menjadi contoh bagi anak. Jika anak sangat jarang melihat kita memegang buku, tentu mereka akan enggan untuk diajak membaca. 

Kapan seharusnya kita mulai mengajak anak membaca? 
Usia satu tahun pertama merupakan masa di mana anak butuh mendengar sebanyak mungkin. Rata-rata hasil penelitian yang saya baca, menyarankan agar orangtua berbicara sebanyak mungkin dengan anak di usia 12 bulan pertama. 

Kemampuan berbahasa seorang anak mulai terbentuk dari input yang ia terima. Artinya, semakin sering orangtua berinteraksi dengan anak, maka semakin banyak input yang diterima anak. Jangan khawatir bagaimana anak memproses kata-kata yang masuk ke telinga mereka. Otak anak memiliki fungsi luar biasa yang dapat memilah kata secara otomatis. 

Yang harus dilakukan orangtua adalah berinteraksi dengan menampilkan ekspresi wajah. Jangan hanya berbicara dengan nada datar, melainkan mimik layaknya seorang anak. Walaupun anak hanya mampu memahami kata per kata, kemampuan mengaitkan kata muncul dari cara kita berkomunikasi dengannya. 

Lalu, apa hubungannya dengan membaca? 

Umur satu tahun pertama adalah fase di mana anak belajar berbahasa. Jadi, penting bagi orangtua menghadirkan input yang bervariasi, salah satunya bisa melalui buku. Mulailah mengenali anak dengan buku yang simpel bergambar, lalu cobalah bercerita kepadanya dengan memakai bahasa yang simpel pula. 

Jangan menganggap remeh terhadap hal sederhana, seperti membacakan buku kepada anak. Penelitian neurology dan linguistics membuktikan bahwa koneksi saraf di otak anak hanya terhubung dengan baik saat anak mendapat input melalui listening (mendengar). Saat anak mendengar dan juga melihat, mereka bisa mengaitkan dua informasi secara lebih cepat. 

Saya sudah membuktikan sendiri bagaimana cepatnya kemampuan berbahasa anak jika sering diajak berbicara sejak umur di bawah satu tahun. Bahkan, kemampuan literasi akan terbentuk dengan mudah jika anak sudah terbiasa mendengarkan orangtua membaca dengan memperlihatkan gambar kepada anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun