Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melatih Diri untuk Bersyukur

22 Juli 2019   15:42 Diperbarui: 22 Juli 2019   15:42 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Syukur, sebuah kata yang sangat mudah kita ucapkan, namun sulit sekali kita lakukan. Seringkali sebagai makhluk kita lupa akan kenikmatan yang diberikan oleh sang khalik. Nikmat tubuh dan segala anggota badan yang melekat pada kita sungguh merupakan nikmat yang sangat besar yang seharusnya kita syukuri setiap harinya. Kalaupun kita bersyukur dari sejak bangun tidur sampai tidur kembali mungkin kita tak akan mampu mensyukuri satu nikmat saja dari salah satu anggota tubuh kita. 

Perhatikan bagaimana organ MATA kita yang Allah ciptakan. Bagaimana kemampuan mata untuk bisa melihat sehingga kita mampu melangkah dalam kegelapan, kita mampu membaca dalam cahaya terang, kita mampu membedakan puluhan warna. Bayangkan jika nikmat penglihatan ini Allah cabut satu hari saja. Apakah kita akan mampu melangkah dalam gelap atau membaca dalam terang?. Sebutkan harga sebuah bola mata kita, maukan kita menjual mata kita dengan harga 5 milyar jika ada yang mau membeli? bukankah itu harga yang mahal? tapi bersediakah kita menjualnya?

Coba teruskan dengan anggota tubuh yang lain seperti tangan, kaki, bahkan sampai organ JANTUNG. Berapa harga yang pantas untuk organ penting ini? bukankah dengan tersumbatnya satu urat saja di area jantung mampu menghentikan pasokan darah ke organ tubuh lainnya. BAHKAN, satu menit saja ada pembuluh darah yang tersumbat akan berakibat FATAL bagi organ tubuh lainnya. Berapa banyak orang yang harus berobat milyaran rupiah hanya karena darah yang tersumbat? atau berapa banyak pasien yang rela mengantri di Rumah Sakit karena Ginjal tak lagi berfungsi normal.

Jika kita mau jujur, Apakah kita pantas menganggap diri manusia namun sangat jarang memanjatkan rasa syukur? Bukankah dengan sedikit saja rasa nikmat tercabut kita tak berdaya sama sekali. Perhatikan bagaimana LIDAH tak mampu berfungsi jika aliran darah tak mengalir, bukankah saat sakit makanan yang terasa nikmat akan terasa hambar? Lantas, Kenapa kita condong sulit untuk bersyukur?

Seringkali yang menghambat kita untuk tidak bersyukur adalah ketidakmampuan kita untuk melihat sisi positif dalam hidup dari hal-hal kecil yang sebenarnya besar. Sebut saja anggota badan yang kita gunakan setiap hari yang luput dari rasa syukur. Ini adalah hal-hal kecil yang mungkin sulit terlihat bagi kita sehingga sangat sulit bagi kita untuk mendatangkan rasa syukur. 

Banyak diantara kita yang menafikan hal-hal kecil seperti diatas yang mengakibatkan hati kita sulit untuk bersyukur. Seharusnya kita mampu melihat betapa besar manfaat dari sesuatu yang kecil dalam hidup kita. Ketidakmampuan kita untuk bersyukur dipacu karena matinya hati untuk menilai sementara segala sesuatu  di ukur dari Mata telanjang. Sesuatu yang berkaitan dengan uang seringkali melalaikan kita dan akhirnya mematikan hati dari rasa syukur. Saat mata sudah tak mampu lagi melihat yang tak terlihat maka disaat itu pula hati akan merasa hampa dari rasa syukur. 

Biasakan diri melihat hal-hal kecil yang sering membawa manfaat dalam hidup kita. Selalu letakkan rasa syukur dalam hati kita setiap hari agar kita terlatih untuk pandai mengucapkan rasa syukur di Lidah. Saat yang kecil bisa kita syukuri maka hal-hal besar tentu tak luput dari hati kita. Mari Bersyukur!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun