Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Happy Brain, Happy Kids

12 Juli 2019   16:16 Diperbarui: 12 Juli 2019   16:21 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam sebuah buku berjudul "Habits of a happy Brain" dijelaskan bahwa setiap tindakan yang dihasilkan tubuh erat kaitannya dengan proses koneksi sel dalam otak. Jika kita melihat lebih rinci, proses pembentukan koneksi antara satu sel dengan sel lainnya di dalam otak sangatlah komplek. Walaupun demikian, hanya sedikit dari kita yang mengetahui bagaimana sebenarnya proses pembentukan koneksi dalam otak dan apa kaintannya dengan siklus kehidupan kita.

Saya akan mencoba mengurai sedikit tentang proses perkembangan otak pada anak. Perlu kita ketahui proses pembentukan otak sudah berlangsung sejak dalam kandungan dan mencapai puncak klimaknya saat anak berumur tiga tahun. Lantas, apakah otak seorang anak baru berfungsi saat lahir? tentu tidak! sejak otak mulai terbentuk, perlahan koneksi antar satu sel dan sel lainnya terjadi di dalam otak. Artinya, otak akan berkembang seiring adanya stimulasi dari luar. Jadi, semakin sedikit stimulasi yang didapat, semakin merosot perkembangan otak.

Nah, ilmuan meyakini ada jutaan koneksi yang terjadi dalam rentan waktu tiga tahun pertama seorang anak setelah dilahirkan. Dalam durasi waktu ini PENTING sekali stimulasi bagi anak. Salah satu bentuk stimulasi adalah adanya komunikasi antara orangtua dan anak setiap harinya. Komunikasi yang dimaksud adalah interaksi intens yang berlangsung dengan tatap muka dibarengi ekspresi wajah dan mimik saat berbicara. Jika ini terjadi, maka sel-sel didalam otak akan terhubung dan perkembangan otak akan semakin maksimal.

"we are born to wire ourselves from life experience. we start building that wiring from the moment of birth". 

Kalimat diatas jika diterjemahkan berarti, kita terlahir untuk mengkoneksikan diri kita dari pengalaman hidup, kita mulai membangun koneksi tersebut sejak lahir. Secara singkat ini bermakna, proses pembelajaran terjadi dari hasil observasi kita terhadap keadaan sekitar kita. Intinya, sejak lahir seorang bayi sudah mulai menyimpan informasi didalam otaknya, dan informasi yang disimpan terbentuk dari apa yang ia lihat. Jika apa yang ia lihat baik maka koneksi yang terbentuk akan menyimpan kenangan baik, begitupula sebaliknya. 

Seringkali sebagai orangtua kita mengabaikan proses pembelajaran pada anak saat fase 1-3 tahun. Padahal, pada masa inilah seorang anak menyimpan informasi paling banyak sejalan dengan munculnya  jutaan koneksi sel dalam otak. Maka bayangkan jika seorang anak menyimpan informasi buruk selama tiga tahun apa yang akan terjadi saat iya besar? pengalaman yang menyenangkan (happy) akan membentuk koneksi menyenangkan pula didalam otak. Uniknya pengalaman masa kecil ini akan kembali muncul saat anak beranjak dewasa. Bahkan, pengalaman menyenangkan bagi anak saat kecil punya pengaruh besar pada anak saat ia memilih pekerjaan kelak ketika besar. Kenapa bisa demikian?

Seperti saya jelaskan diatas. Sel koneksi pada otak terjadi jika ada pemacu dari luar. Apa yang dilihat oleh anak saat kecil akan menghasilkan konesi dalam otak yang dihasilkan oleh senyawa tertentu. Jika yang ia lihat baik maka senyawa baik dalam otak akan muncul dan menyimpannya dalam memori.

Demikian pula saat anak melihat contoh yang buruk senyawa negatif juga memacu otak untuk menyimpan informasi tersebut. Jadi jangan heran jika ada anak yang terkadang tidak suka terhadap sebuah pekerjaan itu berawal dari pengalaman buruk saat kecil yang terus tersimpan dalam memori bawah sadarnya. Pun demikian, ada anak yang mewarisi pekerjaan orangtuanya karena pengalaman baik yang ia simpan diotaknya dari masa kecilnya.

Jika sebagai orangtua kita berhasil menanam rasa senang di otak  anak(Happy brain) maka mereka juga akan menjadi pribadi yang menyenangkan (happy kids). Ketika dewasa pengalaman menyenangkan akan mengantarkan seorang anak kedalam lingkungan yang baik dan tentu karir yang baik pula. Ilmuan melalui hasil penelitian mereka bahkan memaparkan bahwa kesuksesan seseorang ditentukan oleh pengalaman tiga tahun pertama masa awal hidupnya.  Dan uniknya, faktor utamanya adalah interaksi aktif antara orangtua dan anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun