Mohon tunggu...
Masyanda haniaputri
Masyanda haniaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masyanda hania

Masyanda hania Pisces

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Interaksi Teman Sebaya pada Anak Usia Dini

7 Desember 2022   16:44 Diperbarui: 7 Desember 2022   16:59 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

* Konsep dasar mengenai hubungan sebaya

Hubungan sosial teman sebaya adalah hubungan individu dengan anak-anak atau remaja seusia, di mana lingkaran kenalan yang relatif besar terlibat. Dan pada dasarnya manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang lain dalam kehidupannya. Orang-orang dalam kelompok sebaya merasa bahwa mereka serupa. Sehubungan dengan usia, kebutuhan, dan tujuan yang sama dapat memperkuat kelompok. Teman sebaya sebagai kelompok sosial sering didefinisikan sebagai semua orang dengan karakteristik yang sama, misalnya kelompok umur yang sama. Seseorang menerima beberapa tugas positif dari rekan-rekannya, yaitu untuk meningkatkan perkembangan moral melalui kesempatannya untuk bekerja sama, bernegosiasi, dan berkompromi (Piaget, 1932).

Menurut John W. Santrock, teman sebaya adalah anak-anak atau remaja dengan usia atau kedewasaan yang sama dengan siapa anak-anak dapat berinteraksi, bersosialisasi, berbagi ide dan pengalaman untuk membawa perubahan dan perkembangan dalam kehidupan sosial dan pribadi mereka. Sementara itu, Hurlock berpendapat bahwa peran teman sebaya sangat besar pada anak usia dini, karena anak menghabiskan sebagian besar waktunya di luar ruangan bersama teman sebayanya sebagai sebuah kelompok, yang teman sebayanya memiliki pengaruh terhadap sikap, bahasa, minat, penampilan, dan perilaku menjadi lebih baik. seperti pengaruh keluarga. Pengaruh bersama yang lebih besar pada anak-anak dapat menyebabkan melemahnya hubungan antara individu dan orang tua, saudara kandung atau kerabat.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa interaksi anak usia dini dengan teman sebaya terdiri dari anak-anak yang berinteraksi dengan anggota kelompok yang kira-kira seusia dan dari pertukaran dan berbagi pengalaman ini. Dimana dalam interaksi ini mereka membantu teman yang sebelumnya takut dan tidak bisa menjadi percaya diri, karena dengan bantuan dan dukungan dari teman sebayanya anak merasa termotivasi dan menjadi percaya diri. (Khoirunisa 2021)

Ciri interaksi sosial yang baik antar teman sebaya
1. Beradaptasi dengan kelompok besar untuk beradaptasi dengan kelompok kecil
2. Melihat status perkawinan sebagai sesuatu yang tidak begitu penting dalam menentukan dan memilih jodoh.
3. Berani dan tenang, banyak bicara dan bersaing untuk mendapatkan keberanian satu sama lain

* Konsep Hubungan Persahabatan

Pada konsep hubungan sebaya, hal ini sering dikaitkan dengan namanya persahabatan. Persahabatan adalah hubungan timbal balik di mana kedua orang saling mengenali sebagai teman (Bukowski, Motzoi, & Meyer, 2009). Penelitian telah menunjukkan bahwa hubungan timbal balik ini melibatkan daya tanggap, kerja sama, dan koordinasi. Seperti pola asuh yang baik, persahabatan yang baik memberikan dukungan sosial yang darinya konsep-konsep seperti keadilan, empati, dan kesetaraan dikembangkan.

Penelitian yang oleh Dunn et al. (2000) menunjukkan bahwa anak-anak muda yang memiliki persahabatan berkualitas tinggi (ditandai dengan tingkat konflik yang rendah dan tingkat permainan imajinatif bersama yang tinggi) lebih bereaksi terhadap pelanggaran moral hipotetis dengan pembenaran berbasis kesejahteraan. perasaan dan hubungan orang lain.

Dunn (2014) mengemukakan bahwa persahabatan memberikan kerangka bagi perkembangan dan pertumbuhan kepekaan moral. Temuan dari penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa persahabatan antarpribadi dapat memfasilitasi pemikiran anak-anak tentang keadaan yang meringankan di mana perilaku buruk dapat terjadi (topik yang telah kita bahas sebelumnya ketika mempertimbangkan hubungan antara moralitas dan teori pikiran).

Misalnya, satu studi menemukan bahwa meskipun pelanggaran moral dipandang salah, anak-anak prasekolah lebih memaafkan pelanggaran moral hipotetis dan menganggapnya dapat diterima ketika melibatkan teman daripada bukan teman (Slomkowski & Killen, 1992).

* Karakteristik Penerimaan Teman Sebaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun