Mohon tunggu...
Masud Berjaya
Masud Berjaya Mohon Tunggu... -

researcher

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memutakhirkan Prediksi Pemikada DKI 2012 Putaran Kedua

17 September 2012   02:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:21 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah cukup lama 'menyelam' (meminjam istilah Pak Prayitno Ramelan), akhirnya Lembaga Survei Indonesia (LSI) kemarin (16/9/12) menyampaikan hasil temuannya untuk memprediksi hasil pemilihan kepala daerah (pemikada) DKI Jakarta 2012 putaran kedua. Menurut pemberitaan di situs Tempo.co, Dodi Ambardi, Direktur Eksekutif LSI, menyebutkan bahwa berdasarkan hasil survei yang dilakukan lembaganya atas 800 responden, dukungan kepada pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) nomor urut satu hanya berselisih tipis saja dengan pasangan nomor urut tiga. LSI menyebutkan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (FB-NR) meraih dukungan 44,7 persen, sementara pasangan Joko Widodo-Basuki T Purnama (JW-BP) sedikit lebih unggul, yaitu sekitar 45,6 persen.

Menyimak hasil prediksi yang 'beda tipis' tersebut penulis menyikapi bahwa kali ini tampaknya LSI cenderung bersikap hati-hati agar tidak mengulangi kesalahan dua kali. Sebagaimana kita ketahui, menjelang putaran pertama yang lalu, LSI merupakan salah satu lembaga survei yang cukup berani menyatakan bahwa calon incumbent (petahana) akan berhasil memenangkan pemikada 2012 ini dengan satu putaran. Pada akhirnya, kita pun mengetahui bahwa hasil putaran pertama justru memutarbalikkan hampir semua prediksi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga survei.

Lebih jauh lagi, penulis mengartikan hasil survei LSI yang baru diterbitkan itu sebagai strategi LSI untuk berkelit sekiranya hasil akhir putaran kedua nanti berbeda dengan hasil nyata. Dengan menggunakan perspektif yang penulis gunakan pada artikel terdahulu (klik di sini), prediksi LSI tersebut dapat diartikan bahwa kedua pasangan memiliki peluang keberhasilan yang sama besar. Dengan menyebutkan bahwa kedua pasangan memiliki peluang 'fifty-fifty' tentu lebih aman, terlebih lagi jika ternyata hasil nyata berbeda jauh dari hasil prediksi, sebagaimana terjadi di putaran pertama.

Sementara itu, lembaga survei lainnya, Indonesia Network Elections Survey (INES), yang pada putaran pertama yang lalu mengaku bahwa hasil prediksinya mendekati hasil nyata, mengunggulkan pasangan JW-BP. INES memprediksi pasangan JW-BP diperkirakan akan meraih dukungan sekitar 72,5 persen dan pasangan FB-NR hanya sekitar 27,5 persen. Berita selengkapnya klik di sini.

Lebih lanjut, sebagaimana diketahui, hasil putaran pertama pasangan nomor urut satu FB-NR memperoleh dukungan 34,05 persen, sementara perolehan suara pasangan nomor urut tiga JW-BP mencapai 42,6 persen. Dengan menggunakan hasil prediksi kedua lembaga survei tersebut serta hasil nyata putaran pertama penulis memberanikan diri untuk memutakhirkan prediksi hasil putaran kedua yang telah dimuat di artikel sebelumnya. Berbeda dengan model kuantitatif-probabilistik terdahulu, kali ini penulis mengembangkan model yang lebih sederhana. Dalam hal ini penulis mengasumsikan bahwa angka-angka prediksi yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga survei itu merupakan probabilitas (peluang) masing-masing calon memenangkan putaran kedua ini. Dengan asumsi tersebut dan penilaian subyektif, maka


  • prediksi LSI untuk pasangan FB-NR (44,7 persen) diasumsikan sebagai peluang maksimum bagi pasangan ini. Prediksi ini tidak berbeda jauh dengan prediksi penulis sebelumnya, yaitu 47,3 persen.

  • prediksi LSI untuk pasangan JW-BP (45,6 persen) sebenarnya bisa dianggap sebagai peluang minimum bagi pasangan ini. Sebaliknya prediksi INES sebesar 72,5 persen merupakan peluang maksimum bagi pasangan JW-BP.


Dengan melakukan simulasi Monte Carlo pada model sederhana tersebut diperoleh probabilitas rata-rata pasangan FB-NR sekitar 39 persen dengan standar deviasi sebesar 3 persen. Artinya, probabilitas pasangan FB-NR berkisar antara 36-42 persen. Sebaliknya, pasangan JW-BP diprediksi memiliki probabilitas rata-rata sekitar 59 persen dengan standar deviasi sebesar 8 persen, atau probabilitas keberhasilannya berkisar antara 51-67 persen. Perlu digarisbawahi sekali lagi bahwa model ini tidak memprediksi perolehan suara, tetapi memperkirakan peluang atau probabilitas masing-masing pasangan cagub/cawagub memenangkan putaran kedua pemikada DKI Jakarta 2012.

Namun, terlepas dari prediksi tersebut, penulis berharap semoga pemikada DKI 2012 pemungutan suara putaran kedua berlangsung dengan tertib, jujur, aman, lancar, dan sukses. Kita berikan dukungan kepada siapapun yang terpilih nantinya untuk berjuang melayani warga masyarakat Jakarta dan menjadikan Jakarta lebih baik lagi. Semoga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun