Mohon tunggu...
A Zain
A Zain Mohon Tunggu... -

Pemulung makna

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Jengkol dan Pete, Makanan Paling Indonesia!

11 Mei 2011   12:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:50 4051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

 

  Anda pernah memberikan orang bule buah durian untuk dimakan? Cobalah dan lihatlah reaksinya! Dijamin mereka akan menolaknya. Minimal menutup hidung dan syukur-syukur mereka tidak muntah di depan anda. Ya, durian yang kita anggap harum dan lezat ternyata berbau busuk bagi hidung orang bule. Mereka menganggapnya sebagai sampah!  Itu durian lho, lalu bagaimana kalau diberikan jengkol dan petai (atau pete)? Sudah pasti lebih heboh. Lha orang Indonesia saja kalau diberikan jengkol dan pete banyak yang menolak karena tidak tahan dengan baunya yang semerbak itu.

Bau jengkol dan pete yang tidak sedap itu disebabkan asam amino yang didominasi unsur Sulfur. Ketika terdegradasi atau terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil, asam amino itu menghasilkan berbagai komponen flavor yang sangat bau karena pengaruh sulfur itu.

 

Tapi jangan salah, jengkol kendati berbau tajam, setelah diteliti dan diuji laboratorium, ternyata mengandung serat yang tinggi, asam jengkolat, vitamin (meskipun belum jelas jenisnya) dan juga mineral. Adapun khasiat dari jengkol menurut para ahli kesehatan diantaranya adalah:

-      Melancarkan buang air besar, karena mengandung serat yang tinggi

-      Mencegah penyakit diabetes, mungkin disebabkan kandungan asam dan mineralnya

-      Mencegah penyakit jantung koroner

 

Selain bermanfaat, jengkol juga dapat berdampak negatif (selain baunya), yaitu dapat menyebabkan “kejengkolan” alias susah buang air kecil dan terasa sakit sewaktu mengeluarkan air kencing (ada yang mengatakan ini penyakit anyang-anyangan). Efek negatif ini disebabkan kandungan asamnya, dan juga tergantung pada kadar asam yang kita miliki. Jika mengalami “kejengkolan”, penawarnya cukup dengan banyak minum air putih. Cara lain menurut Buku Pintar Seri Senior, minum air kelapa hijau sebanyak satu gelas yang diberi garam dapur sebesar biji kacang hijau. Minumlah sedikit demi sedikit, setiap satu hari satu kali minum

  

      [caption id="attachment_107433" align="aligncenter" width="257" caption="Biji Pete"][/caption]     Mengenai petai atau pete, menurut uji klinis di labolatorium, buah khas Indonesia ini mengandung protein dan lemak yang cukup tinggi bahkan kandungan proteinnya lebih tinggi daripada tempe. Dibandingkan apel, petai memiliki protein empat kali lebih banyak, karbohidrat dua kali lebih banyak, tiga kali lipat fosfor, lima kali lipat vitamin A dan zat besi, dan dua kali lipat jumlah vitamin dan mineral lainnya. Petai merupakan sumber energi yang baik, yaitu 142 kkal per 100 g biji. Petai mengandung tiga macam gula alami, yaitu sukrosa, fruktosa, dan glukosa yang dikombinasikan dengan serat. Kombinasi tersebut mampu memberikan dorongan tenaga instan, tetapi cukup lama dan cukup besar efeknya.  

 

Ini dia khasiat pete yang telah diketahui:

-      Membuat tubuh awet muda, disebabkan kandungan proteinnya

-      Menambah nafsu makan

-     Dapat mengendurkan syaraf-syaraf dan menghilangkan depresi karena petai mengandung triptofan, yaitu asam amino yang dapat diubah tubuh menjadi serotonin. Serotonin merupakan suatu neurotransmitter yang dapat memberikan efek cooling (calming effect). Efek tersebut akan membuat tubuh menjadi rileks, mood membaik, dan secara keseluruhan dapat membuat seseorang merasa lebih bahagia

 

Jengkol dan pete memang nikmat. Keduanya bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan pelengkap. Contoh makanan favorit dari jengkol dan pete adalah semur jengkol, sambel goreng udang atau sambel goreng ati, sayur asem, sayur ketupat dan sayuran tradisional lainnya. Hmmm … yummy!

 

  

     Sambel Goreng Pete  Namun bau tak sedap menghantui orang yang memakannya. Urine atau air kencing pun akan berbau tajam menyengat. Ada beberapa cara untuk menghilangkan bau mulut akibat makan jengkol dan pete. Cara mengatasi adalah dengan makan buah ketimun (khususnya bagian ujung buah yang pahit itu), minum kopi hitam dan mengunyah kopinya, mengunyah pucuk cengkeh, mengunyah beras (tanpa perlu dimakan), dan sikat gigi yang dilanjutkan dengan kumur-kumur menggunakan obat kumur.   

 

  [caption id="attachment_107439" align="aligncenter" width="300" caption="Goreng Daging campur Pete"][/caption]    

 Selain itu, sejak awal, jengkol dapat dibuat tidak berbau, namun tetap lezat dimakan. Beberapa cara menghilangkan bau jengkol diantaranya adalah:

-      Mengubur jengkol di tanah selama beberapa hari, seperti yang dilakukan oleh Warung Sayur Asem Matali di Meruya Joglo Jakarta untuk sayur asemnya yang terkenal itu

-      Direbus bersama arang atau kapur sirih, setelah itu dikeprek (dipipihkan).

 

-      Rebuslah jengkol tua itu dengan air yang dicampur dengan abu dapur Kemudian untuk lebih meredakan baunya, sebaiknya jengkol yang sudah direbus tersebut, diganti airnya dengan air dingin dan direndam 1-2 jam. Diulang 2 kali, dijamin tidak bau di mulut dan air seni atau BAB.

-      Direbus dengan daun jambu batu (sebaiknya ditambah abu gosok, jika tidak ada, cukup daun jambu ditambah arang), kemudian direndam 2 kali dengan mengganti air Jika tidak memakai abu gosok, tambahkan waktu merendammnya menjadi masing-masing 3 jam

-      Direbus bersama 3 helai daun salam

 

Nah, supaya jengkol lebih nikmat ketika dimakan, kita perlu memilih ketika membelinya. Pilihlah jengkol yang bulat, jangan yang pipih atau gepeng. Jengkol yang bulat sangat enak dibandingkan dengan yang besar tapi gepeng. So, jangan ketipu dengan ukurannya yang gede ya!

 

Ayo jangan ragu-ragu makan jengkol dan pete, karena inilah makanan paling Indonesia!

                 

 

             

 

           

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun