Mohon tunggu...
Mas Teddy
Mas Teddy Mohon Tunggu... Buruh - Be Who You Are

- semakin banyak kamu belajar akan semakin sadarlah betapa sedikitnya yang kamu ketahui. - melatih kesabaran dengan main game jigsaw puzzle. - admin blog https://umarkayam.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

CHESS, Drama Musikal Dengan Cita Rasa ABBA

29 September 2014   17:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:05 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah dengar nama Benny Andersson dan Björn Ulvaeus ? Bagi pembaca yang menggemari grup musik asal Swedia, ABBA, pasti mengenalnya. Ya, mereka adalah duo ‘B’ dari kuartet ABBA, sebuah grup musik yang sangat populer di tahun 70 dan 80 ‘an.

[caption id="attachment_342689" align="aligncenter" width="300" caption="Bjorn Ulvaeus, Tim Rice dan Benny Andersson (dr bettylou.zzruss.com)"][/caption]

Kalau nama Tim Rice, pernah dengar ? Sebelumnya Tim Rice dikenal berkat kerjasamanya dengan penulis drama musikal terkenal asal Inggris, Andrew Lloyd Webber. Duo ini menghasilkan karya drama musikal “Jesus Christ Superstar” (dengan singel hits ‘I Don’t Know How to Love Him’) dan “Evita” (menghasilkan hits ‘Don’t Cry for Me Argentina’). Selain itu Tim Rice juga pernah bekerja sama dengan Elton John ketika menggarap lagu soundtrack ‘Can You Feel The Love Tonight’ dan ‘Circle of Life’ dari film animasi “The Lion King”.

Bagaimana jika duo ABBA dan Tim Rice berkolaborasi ? Hasilnya adalah Chess, sebuah drama musikal dengan cita rasa ABBA. Berbeda dengan drama musikal karya Andrew Lloyd Webber yang terkesan berat dan serius, “Chess” terkesan lebih ringan dan lebih ‘ngepop’. Lagu-lagunya lebih mudah diterima telinga penikmat musik awam, meski ada beberapa yang ‘agak’ berat. Salah satu pembeda lainnya adalah pemakaian alat musik keyboard dan synthesizer di beberapa lagu, sehingga lagu-lagu di “Chess” terdengar lebih ‘trendy’. Meski pemakaian musik orkestra masih tetap dominan.

Naskah drama musikal “Chess” terinspirasi oleh pertandingan catur antara Bobby Fischer (AS) vs Boris Spassky (Uni Sovyet) pada tahun 1972. Pertandingan itu sendiri dijuluki dengan ‘Match of The Century’ (pertarungan abad ini). Aroma politik ikut mewarnai pertandingan tersebut, mengingat saat itu Amerika dan Uni Sovyet masih terlibat dalam ‘perang dingin’. Oleh karena itu publik menilai tokoh pemain catur dalam drama musikal “Chess” merupakan gambaran dari Bobby Fischer dan Boris Spassky atau Anatoly Karpov.

[caption id="attachment_342690" align="aligncenter" width="300" caption="Desain Sampul Album Chess (dr abbaofficial.com)"]

14106727982138323845
14106727982138323845
[/caption]

Mengikuti kesuksesan strategi pemasaran “Jesus Christ Superstar” dan “Evita”, Tim Rice juga memasarkan “Chess dalam bentuk dobel album/dobel LP terlebih dulu sebelum menggelar pertunjukan panggungnya. Dengan desain cover album yang sangat sederhana tapi sangat menarik, “Chess” yang dirilis pada musim gugur tahun 1984, terbilang cukup sukses di pasaran. Hasilnya adalah dua singelnya ‘One Night in Bangkok’ (Murray Head) dan ‘I Know Him So Well’ (Elaine Paige & Barbara Dickson) berhasil menduduki peringkat #3 tangga lagu US Billboard dan #1 tangga lagu UK Top Chart selama beberapa pekan.

Sebagian cita rasa ABBA dapat disimak pada lagu ‘I Know Him So Well’ yang diambil dari refrain lagu ABBA tahun 1977 ‘I Am An A’. Lagu lain yang terasa cita rasa ABBA-nya adalah ‘Anthem’ yang menggunakan struktur chord lagu ABBA tahun 1980 ‘Our Last Summer’. Lagu ‘Heaven Help My Heart’ mengadopsi lagu yang dinyanyikan Agneta Fältskog (salah satu ‘A’ dari kuartet ABBA) ‘Every Good Man’, tentunya dengan lirik yang berbeda.

Meski lagu ‘One Night in Bangkok’ dan ‘I Know Him So Well’ lebih populer, secara pribadi saya lebih menyukai lagu ‘Anthem’. Lagu yang sangat emosional ini dinyanyikan dengan sangat baik oleh Tommy Körberg. Lagu yang mempunyai rentang oktaf yang cukup tinggi ini sering saya (juga Josh Groban) jadikan sebagai ajang latihan vokal di kamar mandi. Bagi anda yang tergabung dalam tim paduan suara, bisa melatih tim paduan suara anda dengan menyanyikan lagu ‘Embassy Lament’, ‘Endgame’, ‘Merano’, ‘Opening Ceremony’, ‘Quartet’ dan ‘The Epilouge’.

Selain itu, jika cermat menyimak lirik choir di lagu ‘Epilouge’, Anda akan mendapat tambahan info sejarah dan bagaimana permainan yang (diperkirakan) berasal dari India ini merambah ke seluruh penjuru dunia. Sedang di lirik choir lagu ‘Endgame’, Anda akan diperkenalkan dengan para juara dunia catur dari tahun ke tahun.

14106739131722409424
14106739131722409424

Dengan didukung oleh penyanyi-penyanyi yang berkualitas dan paduan suara dari The Ambrosian Singer serta musik oleh The London Symphony Orchestra, album “Chess” terkesan kolosal. Sangat layak untuk dikoleksi oleh para penggemar drama musikal.

Setelah sukses dengan albumnya, dari bulan Oktober sampai Nopember 1984, konser album “Chess” digelar di London, Hamburg, Amsterdam, Paris dan terakhir di Stockholm. Tahun 1985 video clip untuk lagu ‘One Night in Bangkok, ‘I Know Him So Well, ‘Nobody’s Side, ‘The Arbiter’ dan ‘Pity The Child’ dirilis. Drama musikal “Chess” mulai dipertunjukkan di Prince Edward Theater di kawasan West End, London pada tahun 1986 dan terus dimainkan selama tiga tahun. Sedangkan versi lain dimainkan di panggung Broadway, New York pada tahun 1988, sayangnya hanya bertahan selama dua bulan saja.

Jalan Cerita

Dalam sebuah kejuaraan dunia catur yang dilaksanakan di Merano, Italia, pecatur Amerika (The American) sebagai juara dunia ditantang oleh pecatur Uni Sovyet (The Russian). Pecatur Amerika ditemani oleh pacarnya, Florence, seorang gadis Inggris keturunan Hongaria. Sedangkan pecatur Uni Sovyet ditemani oleh penasihat, pelatih sekaligus sparing partner-nya, Molokov.

Di sela-sela waktu pertandingan, Florence, yang hubungannya dengan The American sedang bermasalah, terlibat pertengkaran dengan The American. Ternyata, Florence terlibat affair dengan The Russian. Hal ini membuat The American kalap dan mengundurkan diri dari kejuaraan. The Russian pun menjadi juara dunia. Setelah menjadi juara dunia, The Russian justru membelot dari negaranya (Uni Sovyet) dan pergi meminta suaka politik di kedutaan Inggris.

Satu tahun kemudian, The Russian dijadwalkan bertanding kembali dengan The American di Bangkok, Thailand. Kali ini The American didampingi Walter de Courcey, seorang bos media TV yang sekaligus menjadi sponsornya. Molokov juga datang bersama Svetlana, istri The Russian yang ditinggal di Uni Sovyet, dan Leonid Viigand.

Leonid Viigand adalah pecatur baru yang disiapkan Molokov untuk menantang, mengalahkan dan menghancurkan The Russian. The American berniat merebut kembali gelarnya dan cinta Florence yang telah direnggut The Russian. Sedangkan The Russian mencurigai kedatangan Svetlana hanya taktik Molokov dan pemerintah Uni Sovyet untuk membujuknya kembali ke Uni Sovyet.

Walter juga berusaha mendekati Florence untuk membujuk The Russian agar mengalah dan mau kembali ke Uni Sovyet. Sebagai imbalannya Walter berjanji akan membebaskan ayah Florence (warga Hongaria) yang dipenjara oleh militer Uni Sovyet. Sayangnya The Russian terlalu tangguh, The American gagal mengalahkan The Russian. Juga gagal mendapatkan kembali cinta Florence.

Sementara itu di luar arena pertandingan, Florence dan Svetlana bertemu, berbicara dari hati ke hati sebagai sesama wanita. Akhirnya Florence pun menyadari bahwa apa yang telah dilakukannya selama ini salah dan menyarankan The Russian untuk segera kembali kepada Svetlana dan anak-anak mereka di Uni Sovyet. Florence pun kembali bersama The American. Sebagai pecatur yang pernah mengalahkan Leonid Viigand, The American, yang sedang diliputi kebahagiaan dengan kembalinya Florence, dengan senang hati membeberkan rahasia permainan Leonid Viigand kepada The Russian supaya The Russian bisa memenangkan pertandingan melawan Leonid Viigand.

The Russian pun akhirnya berhasil memenangi pertandingan melawan Leonid Viigand. The Russian akhirnya juga menyadari bahwa hatinya masih mencintai negara dan keluarganya. Akhirnya The Russian pun kembali ke Uni Sovyet setelah persyaratan yang dimintanya, agar ayah Florence dibebaskan, dipenuhi pihak militer Uni Sovyet.

Penulis :

·Benny Andersson (lagu & lirik)

·Tim Rice (lirik)

·Björn Ulvaeus (lagu)

Penyanyi/Pemain :

·The American: Murray Head

·The Russian: Tommy Körberg

·Florence Vassy: Elaine Paige

·Svetlana Sergievsky: Barbara Dickson (album), Siobhán McCarthy (panggung)

·Alexander Molokov: Denis Quilley (album), John Turner (panggung)

·The Arbiter: Björn Skifs (album), Tom Jobe (panggung)

·Walter de Courcey: Kelvin Colson

Choir : The Ambrosian Singers

Musik: The London Symphony Orchestra

Daftar Lagu:

·Merano

·The Russian and Molokov / Where I Want to Be

·Opening Ceremony / The Arbiter

·Quartet (A Model of Decorum and Tranquality)

·The American and Florence / Nobody’s Side

·Chess (Main Theme, instrumental)

·Mountain Duet

·Florence Quits

·Embassy Lament

·Anthem

·Bangkok / One Night in Bangkok

·Heaven Help My Heart

·Argument

·I Know Him So Well

·The Deal (No Deal)

·Pity The Child

·Endgame

·Epilouge : You and I / The Story of Chess / You and I (Reprise)

Sumber :

Wikipedia dan Youtube

Tulisan sebelumnya :

Morpen (Humor Pendek) Jilid 1

Tulisan berikutnya :

Morpen (Humor Pendek) Jilid 2

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun