Mohon tunggu...
Mas Say
Mas Say Mohon Tunggu... Dosen - Pemuda Indonesia

Diskusi: Kebangsaan dan Keindonesiaan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Film G30S/PKI, Refleksi Diri terhadap Sejarah Bangsa?

2 Oktober 2020   17:54 Diperbarui: 2 Oktober 2020   18:01 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: www.kompas.com

Analogi sederhana jika dengan flash back napak tilas sejarah dianggap kemunduran berpikir?. Ibarat orang membangun rumah dan menempati rumah. Tidak tahu dan tidak mau tahu tentang rumah tersebut dari fondasi apa?. dan kapan dibuat?. Hal tersebut hanya membuat rumah tersebut suatu saat bisa roboh. Penghuninya pun hanya duduk pada zona nyaman. Tidak tahu diri rumahnya pernah terbuat dari elemen apa saja?. Tidak mau memperbaiki rumah jika ada indikasi rusak.

Ibarat naik sepeda motor. Terus maju. Seolah-olah paling paham karena sudah tahu arah tujuan di depan. Merasa tidak perlu rem belakang. Tidak perlu menengok spion kejadian di belakang. Jika ada benturan di depan. Tiba-tiba hanya rem depan dadakan. Apa yang terjadi?. Hancurlah sepeda motor tersebut. Apa sebabnya?. Dikendari oleh orang yang  hanya pakai kaca mata kuda. Tidak perlu spion. Hanya maju ke depan. Ini adalah kebodohan.

Ibarat sebuah kereta api melaju terus ke depan. Melalui rel kereta yang sudah ada. Jika gerbong belakang ada kebakaran/kecelakaan. Apakah Masinis atau orang dalam kereta tersebut terus maju?. Seolah-olah masih dalam rel kereta?. Jika iya, maka ini adalah orang yang ceroboh. Tidak bijak mau lihat kejadian gerbong di belakang. Lalu apa yang terjadi?. Pasti kereta akan keluar dari rel. Semua gerbong akan ikut terbakar dan mengalami kecelakaan.

Sebuah Harapan

Flash back sejarah adalah momentum membangkitkan nasionalisme. Bukan sentimen dan memberikan legitimasi agar disuruh mundur ke belakang. Ini adalah cara berpikir tidak rasional. Kontra produktif. Dengan flash back sejarah akan menjadikan berpikir bijak dalam melangkah ke depan. Agar hati-hati dalam mengelola negara. Pun agar lebih waspada ancaman bagi negara akan selalu ada. Mereka adalah penebar kebencian dan yang anti Pancasila. Mari kita tetap waspada.

Tida juga sepantasnya peristiwa kudeta PKI dan penghiatan bangsa tersebut dijadikan alat komoditas politik. Dilakukan pihak dan oknum tidak bertanggung jawab dengan memanfaatkan fakta tersebut. Fakta tersebut dapat memberikan efek malas berpikir bagi warga negara untuk mengenang sejarah bangsa. Sudah menjadi keniscayaan kita menempatkan urusan bangsa dan negara di atas kepentingan dan golongan. Menjadi sebuah keharusan potret sejarah bangsa agar dijadikan sebagai evaluasi agar Indonesia menatap lebih baik di masa depan. Dengan pelajaran hikmah dan sejarah dari masa lalu.

Mudah-mudahan Tuhan YME memberikan tempat terbaik bagi Pahlawan Revolusi khususnya. Sebagai bentuk peringatan Hari Kesaktian Pancasila setiap tanggal 1 Oktober. Semoga para pahlawan bangsa pada umumnya yang telah gugur bertaruh nyawa. Mereka the founding father Indonesia. Dengan tetesan keringat dan kucuran darah mereka menjadikan motivasi bagi generasi penerus bangsa agar makin cinta pada Indonesia. Semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan bagi NKRI tercinta. Saling mengingatkan bagi kita semua. Saling mendoakan. Mudah-mudahan bermanfaat.

Penulis: Saifudin atau Mas Say

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun