Berita kematian yang bertubi-tubi. Semakin membuka kesadaran. Bahwa ajal pasti datang.
Datangnya ajal adalah sebuah kepastian. Tidak ada yang bisa memundurkan atau memajukan. Hatta bersembunyi di dalam tembok beton sekalipun.
Tapi kabar duka yang semakin sering terdengar. Lewat percakapan pesan atau pelantang suara di masjid. Sungguh menggetarkan kalbu.
Betapa kematian itu semakin dekat dengan keseharian kita. Kita belum tahu sepenuhnya. Sesungguhnya apa kehendakNya.
Sejauh ini kita baru paham. Hidup kita kurang terjaga kebersihannya, kurang menutup aib dan menjaga diri dari maksiat.
Kita perlu mengaca diri dengan penuh kearifan.
Diary,Â
Sebenarnya Tuhan sudah memberikan isyarat kepada setiap manusia. Kapan ajal akan datang. Hanya saja manusia serung mengabaikannya.
Memutihnya rambut. Tumbuhnya uban sesungguhnya adalah isyarat dari langit. Kegagahan dan kegantengan yang selama ini dibangga-banggakan. Pelan-pelan Tuhan kurangkan.
Tanggalnya gigi adalah pertanda dari langit pula. Betapa menariknya senyum seseorang dengan gigi yang maaih lengkap. Ketika satu gigi tanggal. Berkuranglah kesempurnaannya.
Alangkah kuatnya manusia. Dapat mengunyah makanan apapun. Ketika satu gigit copot. Saatnya mengurangi kerakusannya.
Puncak isyarat dari langit adalah pikun. Ketika pikun mulai timbul. Itulah tanda paling keras ajal menjelang.
Diary,
Suara sangkakala malaikat Izroil. Sesungguhnya sangat merdu. Mengantarkan manusia menghadapNya. Menjadi memekakkan telinga ketika manusia pulang tiada bekal.
Mari berbenah. Mari persiapkan bekal peejalanan ke negeri akhirat.
#refleksipagi
Jkt, 240721