Tangan kirinya dengan sigap mengumpulkan ilalang yang sudah terpotong.Â
Sejurus kemudian dia mengikatnya. Kemudian menaikkan ke atas sepeda kesayangannya.Â
Dulu ketika masih kecil. Padang ilalang itu tempatnya bermain sendirian. Kadamg ditemani kambing peliharaannya.
Paling sering dia main bersama burung emprit. Sesekali burung tekukur ikit menemaninya.Â
Entah bagaimana, burung-burung liar itu bisa begitu akrab dengannya. Kang Suto bicara seakan-akan burung-burung itu bisa mengetahui bahasanya.
Kadang dia mendalang. Memainkan tokoh-tokoh wayang kesukaannya. Dia paling suka tokoh Semar. Dewa yang mengejawantah jadi manusia biasa.
                   *
Jelang Ashar Kang Suto pulang. Menurunkan rumput ilalang. Kenudian dengan tekun merangkai ilalang-ilalang. Menjadi sejumlah tokoh wayang.
"Tolong panggilin, anak-anak." pintanya kepada istrinya.
Ketika anak-anak sudah berkumpul. Dengan semangat Kang Suto mendalang. Memainkan tokoh demi tokoh dalam sebuah lakon.
Selesai pertunjukkannya. Kang Suto membagikan satu-satu wayang rumput kepada anak-anak. Wajah mereka begitu ceria.
Kami tersenyum. Anak-anak tertawa-tawa sembari memainkan wayang rumput di tangannya.
Â
Jkt, 230721