Masyarakat umum selama ini memaknai pitutur tersebut sebagai klemar-klemer. Menyamakan dengan jalannya keong. Hidup seakan tak berdaya. Pasrah.Â
Bukan pasrah. Pelan-pelan itu bermakna sabar menjalani garis kehidupan. Senantiasa berusaha. Sekalipun harus melewati perjalanan yang panjang.
Bahasa agamanya kita harus selalu ikhtiar seoptimal mungkin. Berusaha sekuat tenaga.
Selebihnya menyerahkan hasilnya kepada Tuhan. Selanjutnya menunggu ketentuanNya dengan sabar. Tawakal.Â
Bukankah hasil tidak akan pernah mengkhianati proses?
Demikianlah sekedar tulisan retjeh ini.
Jkt, 260621
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!