Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kang Suto Menyelamatkan Bulan

27 Mei 2021   20:37 Diperbarui: 27 Mei 2021   20:45 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Super Blood Moon (suara.com)

Kang Suto gelisah. Mondar-mandir. Sebentar beejalan. Sebentar duduk. 

Sri, istrinya yang sedang hamil. Ikut-ikutan panik. Melihat suaminya tegang. 

"Cari apa, Kang?" Sri memberanikan diri bertanya.

"Gergaji di mana?"

"Kan kang Suto sendiri yang nyimpan...." "memangnya mau bikin apa?"

"Kentongan."

"Buat apa?"

Kang Suto tidak menjawab. Tangannya dengan sigap menggergaji bambu.

                                    **

Sri dengan serius menatap layar hpnya. Sia sedang membaca berita tentang super blood moon. Gerhana bulan total merah darah.

Konon katanya fenomena alam ini terjadi 195 tahun sekali. Banyak yang bilang warna merah darah adalah perlambang. Akan adanya peristiwa besar.

Sri jadi teringat cerita mbah Kakung. Katanya pada saat terjadi gerhana. Batara Kala sedang marah. Raksasa yang lapar itu memakan rembulan.

Rembulan yang biasanya menerangi bumi hilang. Bumi menjadi gelap gulita. Kondisi ini tidak baik bagi wanita hamil.

Untuk mencegah Betara Kala menelan rembulan. Penduduk menabuh bunyi-bunyian. Benda apa saja yang dapat mengeluarkan suara.

"Wanita hamil atau binatang yang sedang bunting harus ditaburi abu hangat." kata mbah Kakung. "Biar bayinya tetap hangat." jelasnya.

Hati Sri jadi ikut gelisah.

                                    **

Kang Suto panik. Dari sehabis senja keadaan gelap. Kentongan sudah ditabuh keras-keras. Dia ingin menyelamatkan bulan. Namun bulan tak kunjung kelihatan.

"Katanya hanya empat menit?" tanyanya. "Kok ini sudah setengah jam lebih."

"Listrik mati, Kang."

Sri tersenyum. Manis sekali.

Jkt, 270521

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun