Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mau Minum Apa, Semuanya Ada

29 November 2020   16:37 Diperbarui: 29 November 2020   16:40 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjual minuman dingin (DokPri)

Minggu pagi jalan jalan nyari keringat. Eh kok saya mendapati fenomena baru. Strategi pemasaran atau strategi bertahan hidup saja ?

Mengusung konsep food truck, sekarang ini marak cara berjualan dengan menggunakan sepeda motor atau seperda onthel.

Mereka semakin marak ketika pemerintah melonggarkan ketentuan PSBB. Ketika aturan diperlonggar masyarakat pun mulai berani keluar rumah.

Ingat kan ketika Car Free Day diadakan kembali setelah ada PSBB Transisi ? Masyarakat begitu euforia tumplek blek di sepanjang jalan Sudirman Thamrin Jakarta. Daerah-daerah lain pun demikian juga keadaannya. Antusias.

Rupanya ini dilihat sebagai peluang usaha. Dengan menggunakan sepeda atau sepeda motor banyak bermunculan pedagang dengan beraneka macam dagangan.

Strategi Pemasaran atau Survival

Berjejer penjual kopi (DokPri)
Berjejer penjual kopi (DokPri)

Fenomena sosial ini menarik. Apakah mereka menerapkan strategi pemasaran atau dalam rangka mempertahankan hidup ?

Kalau dibilang strategi pemasaran saya kira ada benarnya. Seperti artikel marketing mixnya pak Kris Banarto. Salah satu bauran pemasaran adalah place dari 4P lainnya.

Jika ingin sukses berjualan maka pilihlah tempat yang strategis. Tenpat yang paling strategis adalah tempat yang banyak orang. Mereka adalah konsumen yang potensial.

Jadi para pedagang ini mendekati konsumen. Kebetulan saat ini yang banyak konsumennya adalah tempat-tempat olah raga. Di twmpat-tempat berkumpul seperti ini kita mau pesan makanan atau minuman apa saja ada.

Ada lagi satu fenomena pendukung bahwa ini semua strategi pemasaran. Sekarang banyak dijajakan makanan restoran yang sudah punya nama di pinggir-pinggir jalan. Awalnya saya sempat bertanya-tanya, apakah makanan yang berasal dari negeri sono itu telah turun derajad gegara pandemi cobid-19 ?

Sekedar Bertahan Hidup

Jualan jamu dan susu (DokPri)
Jualan jamu dan susu (DokPri)

Tidak bisa dipungkiri adanya PSBB akibat pandemi covid-19 telah menyebabkan merosotnya perekonomian masyarakat. Banyak orang yang harus kehilangan pekerjaan atau bangkrut usahanya.

Hikmahnya banyak bermunculan coronapreneur (istilah yang saya gunakan untuk menyebut wirausahawan yang lahir akibat pandemi corona). 

Dengan modal kecil dan kendaraan yang ada mereka memulai usaha. Sepeda atau sepeda motor dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan etalase sekaligus mengangkut dagangan.

Dengan kendaraan ini mobilitas menjadi luas. Mereka dapat menjangkau di manapun konsumen berada. Di tempat-tempat fasilitas umum bahkan ke dalam kompleks-kompleks perumahan.

Dari perbincangan mereka dapat mengantongi sesikitnya 50 ribu sampai seratus ribu dlam sehari. Kopi sachetan yang harganya seribu rupiah setelah diseduh dengan air panas di gelas plastik dihargai dua atau tiga ribu rupaiah.

Minuman bubuk sachet setelah ditambah air dan batu es dengan gelas plastik sedang dibandrol dengan harga 5 ribu rupiah. Untungnya hampir 50-100%.

Dengan keuntungan ini mereka dapat menghidupi keluarganya ditengah susahnya mencari penghasilan yang tetap. Sayang saat ini terlalu banyak yang mengikuti usaha sejenis sehingga hasil penjualan semakin menurun.

Ayo tetap semangat !

Jkt, 291120

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun