Masyarakat yang masih menjunjung tinggi adat ketimuran menempatkan laki-laki lebih tinggi kedudukannya dari kaum perempuan.
Mereka mendudukkan suami sebagai kepala keluarga. Â Sebagai pemimpin dalam rumah tangga mereka dihornati dan tidak diperbolehkan mengerjakan tugas-tugas kaum perempuan.
Memasak, mencuci dan menyeterika serta menyapu misalnya adalah hak prerogatif kaum istri. Suami tidak boleh menyentuhnya. Hal ini tidak berlaku di dunia barat.
Fenomena yang muncul belakangan di masyarakat justru bermunculan chef-chef dari kalangan laki-laki. Sebagian besar restoran di seluruh dunia justru didominasi oleh chef laki-laki.
Lihat bagaimana populernya chef Nusret Gokce.yang dikenal.sebagai chef tabur garam. Restoran miliknya sekarang ada di kota-kota besar dunia. Harga masakannya (atau atraksi uniknya dalam menaburkan garam) puluhan juta bahkan sampai ratusan juta.
Chef Laki-laki di Indonesia
Di Indonesia punya chef laki-laki yang fenomenal, chef Juna. Chef yang terkenal bawel kalau menjadi juri masak-memasak ini begitu membekas di benak masyarakat.
Kalau yang terlihat kalem dan tampan ada chef Arnold yang tentu saja banyak menarik perhatian kaum wanita. Hmmm.
Belakangan baru muncul chef wanita seperti chef Fara Quin, chef Marinka atau chef Aiko yang sudah tentu sedap dipandang (sesuai tuntutan dunia pertelevisian).