Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Selingkuh dengan Bu Bos

17 September 2020   19:54 Diperbarui: 17 September 2020   19:58 1604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku nggak nyangka kalo pandemi covid-19 justru memberiku berkah. Suatu anugerah yang pasti diimpikan oleh setiap laki-laki, setidaknya lelaki di kantor kami. Bayangkan gegara corona aku bisa berselingkuh dengan bu Bos.

Setiap laki-laki yang mengenalnya pasti mengimpikan dapat menarik perhatiannya, sekedar diajak makan siang misalnya. Jadi tidklah berlebihan kalo aku bangga menjadi selingkuhan bu Bos. Aku yang hanya seorang office boy bisa mengalahkan para manager atau bahkan para direktur dan rekan bisnis yang dengan segala cara mencuri perhatian bu Bos.

Sudah sepantasnya kalo bu Bos menjadi idaman kaum lelaki. Tubuhnya tinggi semampai, kakinya jenjang dengan rambut sebahu yang selalu terurai. Parasnya cantik bak dewi dari kahyangan, seperti namanya Dewi, setiap orang yang melihatnya akan terpesona. Tatapan matanya tak ada laki-laki yang sanggup melihatnya, sangat menggoda. 

Penampilannya selalu modis dan luwes. Pakaian yang dikenakannya selalu membuatnya bertambah anggun. Yang paling membuat orang akan selalu memperhatikannya adalah wangi parfumnya. Dari jarak puluhan meter orang sudah bisa mencium kehadirannya karena wangi parfumnya yang khas seakan membuat pikiran terbang melayang. 

Aku sendiri sekalipun hanya seorang OB tapi dari bodi dan wajah tidak kalah ganteng dari Baim Wong atau Raffi Ahmad. Bukan nyombong, tubuhku begitu atletis. Idaman para kaum wanita banget. Beberapa kali aku nguping obrolan beberapa karyawati ketika aku mengantarkan minuman ke meja mereka, coba bukan OB sudah aku gaet jadi pacar begitu omongan mereka.

Begitulah, sinyal-sinyal ajakan bu Bos aku rasakan setelah diberlakukan aturan shiffing di kantor akibat penerapan PSBB. Jumlah karyawan yang boleh masuk kantor hanya separuhnya, sementara aku karena sebagai office boy harus masuk kerja setiap hari. Demikian pula bu Bos setiap hari ngantor karena setiap saat ada saja yang harus disetujui dan ditandatangani.

Aku pulalah yang bisa memasuki seluruh ruangan di kantor ini, tidak terkecuali ruangan bu Bos. Setiap saat bahkan aku bisa puluhan kali masuk ruangan bu Bos. Pagi-pagi aku sudah harus membereskan meja kerjanya kemudian menyajikan minuman. Kalo ada dokumen yang perlu digandakan aku pula yang mengerjakannya. Pas waktu makan siang aku sering disuruh membeli makanan kesukaannya, bebek goreng.

Pernah aku memergoki bu Bos mencuri pandang ketika aku menutup gordyn ruangannya ketika jam kantor sudah mau tutup. Tentu saja waktu itu aku tidak berani bertanya kepada bu Bos kenapa memandangi aku begitu rupa. Ketika aku akan keluar dari ruangannya aku memberanikan diri melihat sekilas wajahnya. Dia tersenyum manis sekali.

Sebulan yang lalu pertanyaan di kepalaku terjawab ketika hendak aku hendak pulang. Aku adalah orang terakhir yang meninggalkan kantor setiap hari karena harus mengunci semua pintu ruangan, termasuk ruangan bu Bos.

"Panjul, jangan pulang dulu. Temenin aku !", pinta bu Bos.

"Ibu mau lembur ?", tanyaku.

"Nggak. Kita ngobrol saja", jawabnya.

Seperti seorang psikolog aku dengan setia mendengarkan suara hati bu Bos. Rupanya rumah tangganya baru ada masalah. Suaminya ada main dengan sekretarisnya. Bu Bos mengetahui perselingkuhan suaminya dari percakapan di WA. Sebetulnya sudah lama bu Bos mencium gelagat suaminya main serong. Sekarang suaminya kalo pulang kerja selalu larut malam. Sampai di rumah bukannya membersihkan badan atau ngobrol dengan istrinya tetapi malah asyik chattingan, sesekali vicall.

Oh ya suami bu Bos menjadi direktur perusahaan keluarga dari bu Bos juga. Tadinya mereka berdua mengelola perusahaan yang sekarang di pegang bu Bos. Karena perusahaan berekspansi ke bidang yang lain maka mereka mendirikan perusahaan baru dan dikelola oleh suami bu Bos. Awal-awalnya mereka masing berangkat dan pulang kantor bersama-sama. Pagi bu Bos diantar suami dan sorenya dijemput lagi tetapi lama-lama mereka membawa mobil sendiri-sendiri. 

Inilah yang menjadi awal petaka rumah tangga mereka. Sementara bu Bos fokus mengendalikan perusahaan yang di sini, suaminya mulai bermain api dengan sekretarisnya. Celakanya sekretarisnya suami bu Bos adalah mantan sekretaris di perusahaan bu Bos. Tadinya bu Bos bermaksud supaya sang sekretaris mengawasi suaminya ternyata justru pagar makan tanaman.

"Begitu nJul keadaan rumah tangga kami", kata bu Bos sambil menitikkan air mata.

Entah keberanian dari mana aku segera ambil tisu dan mengusap air matanya. Betapa kagetnya aku ketika sedetik kemudian bu Bos memelukku erat sekali sambil menumpahkan air matanya. Pikiran kotorku muncul untuk memanfaatkan kesempatan meas ini. Kapan lagi bisa memeluk bu Bos yang menjadi idaman setiap laki-laki ini. Akupun dengan lembut dan penuh dengan kemesraan merengkuh tubuhnya yang wangi ke dalam pelukanku.

"Praaaang", gelas di tanganku terjatuh. 

Aku tergagap dan terbangun dari tidur !

Jkt, 170920

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun