Setelah ngompasiana selama dua bulan, hari ini saya naik kelas dari Debutan menjadi Kompasianer Junior.Â
Ibarat anak sekolah setelah mengikuti pembelajaran di Kelompok Belajar, sekarang sudah menjadi anak PAUD. Â Baru belajar mengeja kata, masih suka bermain warna. Â Setelah menulis 61 artikel, 32 di antaranya kategori pilihan, saya memperoleh 508 poin. Lewat dikit dari KKM 500 untuk naik ke jenjang Kompasianer Junior.
Sebenernya si nggak ada ngaruhnya apa-apa. Saya juga tidak menyediakan bubur merah bubur putih. Efek perubahan status bagi Kompasiner juga saya tidak tahu. Â Yang jelas saya akan tetap terus menulis, karena dengan menulis saya mendapatkan kesenangan. Dalam menulis pun saya tidak memakai teori-teorian, pedoman saya hanyalah apabila pembaca mengerti apa yang saya tulis itu sudah cukup.Â
Sekedar refleksi, saya merasa tulisan-tulisan saya masih yang ringan-ringan saja. Â Baru sekedar memindahkan ide yang terlintas ke dalam tulisan saja. Belum sampai melakukan riset atau menyertakan data-data pendukung. Â Menulispun masih nyuri-nyuri waktu di sela-sela jadwal mengajar jarak jauh. Terima kasih banyak kepada 18 Kompasianer yang telah rela menjadi follower saya.
Sebetulnya saya tidak menyangka tulisan saya sudah dibaca sebanyak 2327 kali. Lebih tidak menyangka lagi tulisan cerpen saya "Dendam Kesumat" dibaca oleh 215 pembaca, padahal tulisan perdana saya hanya dibaca oleh 11 pembaca. Â Maaf kalo saya masih bengong ketika Kompasianer lain bicara tentang Kompasiana Primium, Artikel Utama atau Kompasianer Pilihan dan Nilai Tertinggi.
Akhirnya saya hanya bisa berjanji dalam hati untuk meningkatkan kualitas tulisan saya.
Itu saja!
Jkt, 090720