Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pasar Tradisional, Kluster Baru Covid-19

12 Juni 2020   08:30 Diperbarui: 12 Juni 2020   09:48 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fasilitas cuci tangan umum (Dokumen Pribadi)

Enam pasar tradisional di DKI Jakarta (pasar Perumnas Klender, Mmester Jatinegara, Serdang Kemayoran, Kedip Kebayoran Lama, Rawasari Cempaka Putih dan induk Kramatjati) terpapar covid-19.  Menurut Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) 51 pedagang di DKI Jakarta terkonfirmasi positif covid-19 dan sudah 439 pedagang di seluruh pasar tradisional di Indonesia positif covid-19.

Pasar Leuwipanjang, Sadang Serang dan Haurpancah di Bandung; pasar Bondalem Buleleng, Kumbasari-Badung-Pemeregan di Bali; pasar Simo, Mojo, Jojoran, Kapasn dan Keputren di Surabaya; pasar Krempyeng di Gresik; dan pasar Padang Sumatera Barat harus ditutup sementara (antara 3 samapai 14 hari) akibat ditemukannya pedagang yang reaktif/positif dari Rapid Test dan tes swap.

Kejadian ini tentu harus diwaspadai setelah beberapa pemerintah daerah melonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).  Kita harus belajar dari fenomena mudik beberapa waktu yang lalu, begitu terjadi mudik lebaran covid-19 yang semula epincentrumnya di DKI Jakarta kemudian menyebar ke daerah-daerah tujuan mudik.  Kabar mengejutkan dari Gugus Tugas Covid-19 bahwasanya penambahan pasien positif covid-19 di DKI Jakarta yang mencapai 239 orang (merupakan rekor) tentu tidak terlepas dari andil pasar tradisional ini.  

Sektor pasar tradisional, di samping sektor perkantoran dan transportasi, adalah sektor yang dilonggarkan oleh pemerintah daerah selama PSBB Transisi.  Masyarakat menyambut antusias kebijakan pelonggaran PSBB ini.  Jalanan kembali padat, stasiun-stasiun KRL dan MRT terlihat antrean panjang dan pasar-pasar tradisional dipadati oleh para pedgang dan pembeli.

Pemerintah daerah sudah wanti-wanti agar masyarakat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan selama PSBB Transisi, mengingat potensi penularan covid-19 masih sangat tinggi.  Harus diakui masih banyak masyarakat yang abai terhadap himbauan untuk menaati protokol kesehatan saat beraktivitas di luar rumah.

Secara umum memang sebagian besar masyarakat sudah sadar untuk menaati protokol kesehatan, tetapi masih banyak juga yang kurang disiplin selama beraktivitas di luar rumah.  Aparat keamanan dan satpol PP masih harus kerja ekstra keras untuk mendisplinkan masyarakat.  Beberapa pedagang dan pembeli masih saja ada yang tidak menggunakan masker, masih banyak yang enggan sering cuci tangan dan masih banyak yang berdesak-desakan.

Kalau kondisinya semakin mengawatirkan bukan tidak mungkin kebijakan PSBB Transisi akan dicabut.  Berkali-kali presiden Jokowi pada beberapa kesempatan selalu mengingatkan kemungkinan datangnya gelombang kedua akibat pelonggaran PSBB.  Gubernur Anies pun menyatakan PSBB Transisi akan selalu dievaluasi, bisa saja dicabut apabila kondisi di lapangan membahayakan masyarakat.

Saya sengaja mengangkat kembali topik covid-19 mengingat masih banyaknya fenomena masyarakat yang sepertinya menyepelekan keganasan covid-19 ini.  Di samping adanya kejadian yang membuat miris; pasar tradisional menjadi episentrum baru penyebaran covid-19 dan  fenomena masyarakat yang mengambil paksa jenazah atau pasien covid-19.

Semoga anda tidak bosan dengan topik covid-19 !

Jkt, 120620

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun