Mohon tunggu...
Rudiyanto
Rudiyanto Mohon Tunggu... Guru - KADER JKN-KIS

Ya Allah mudahkanlah segala urusan ku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Piala Dunia Ajang Tempuh Piala Akhirat

14 Juli 2018   21:03 Diperbarui: 14 Juli 2018   21:12 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hallo sahabat  Kompasiana, ketemu lagi dengan penulis, moga aja malam ini pada ga ngantuk untuk melihat final sepak bola piala dunia 2018 di Rusia, ouh ia hanya mengigatkan Nonton bola oke, tapi jangan lupa sholat malam, maaf barang kali lupa.

Sering kali di Group Whats up ( WA ) banyak teman di group  yang mengirimkan dan mengingatkan   jadwal  pertandingan World Cup 2018 di Rusia. Tak  terasa pula banyak teman di group yang mengirimkan dan  mengingatkan Waktu sholat dan  Qiyamul lael  ( Sholat malam ). Keduanya  menarik bagi para pengikutnya. Yang satu menuntun kepada surga, dan yang  satu  mengajak  pada kepuasan semata.

Piala Dunia seolah menjadi perhelatan akbar yang tak boleh dilalaikan oleh para penggemar bola di segenap penjuru dunia. Setiap group kebanggaan mereka menjadi simbol semangat dan perjuangan yang selalu dibela. Yel-yel suporter menggoncang stadion dan mendobrak jiwa jawara lapangan hijau.

Piala Dunia seolah mengubah jam-jam istirahat menjadi jam-jam sibuk dengan kopi, camilan, dan rokok yang setia menemani pemirsa dimana pun mereka berada. Dirumah, warung kopi dan di seagala tempat semuanya  membicarakan piala dunia. Qiyamul lael pun harus ditunda, atau dibatalkan. Demi menyaksikan aksi striker idola dan penjaga gawang pujaan.

Sepak terjang wasit telah mengalahkan Adzan Shubuh. Ocehan presenter pun lebih menarik dari pada bacaan dzikir untuk mendekatkan diri kepada Allah. Bola yang menggelinding dan ditendang kesana-kemari seolah telah menjadi magnet berkekuatan dahsyat yang mampu menarik kelopak mata jutaan pemirsa sehingga lupa dari tidur dan istirahatnya.

Lapangan hijau telah menarik jutaan pasang mata untuk terus memantau siaran-siaran langsung atau siaran tunda, jauh lebih menarik dan lebih membuat menyala semangat daripada lembaran Mushaf dalam Al qur'an atau buku-buku agama. Jebolan bola ke gawang telah menjadi pertunjukan luar biasa yang memalingkan orang dari berdzikir kepada Allah dan menghiasi lidah dengan taubat dan istighfar kepada-Nya.

Fenomena Piala Dunia, mungkin perlu menjadi bahan renungan kita bersama, sudahkah kita termasuk golongan orang yang disabdakan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.

 "Ada tiga perkara, barangsiapa yang ketiganya ada pada dirinya maka dia akan merasakan manisnya iman; yaitu apabila Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada segala sesuatu selain keduanya, dan tidaklah dia mencintai seseorang kecuali karena Allah, dan dia benci kembali kepada kekafiran setelah Allah selamatkan dirinya sebagaimana dia benci apabila dilemparkan ke dalam kobaran api/neraka." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadist ini lah yang mengingatkan kita  Akankah kecintaan kita kepada bola mengalahkan kecintaan kita kepada semerbak pahala dan amal sholeh di waktu malam piala dunia 2018. Lebih cinta acara bola apa amalan sholeh di sepertiga malam pada saat acara piala dunia.

Semoga para pembaca kompasiana bisa merenungkan dan mengingatka kembali bahwa momen piala dunia 2018 di jadikan momen kita berlatih bangun di sepertiga malam untuk melaksanakan qiyamul lael agar kita  kelak menjadi juara di dunia dan di akhirat. Amin...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun