Mohon tunggu...
Rudiyanto
Rudiyanto Mohon Tunggu... Guru - KADER JKN-KIS

Ya Allah mudahkanlah segala urusan ku

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Community TB-Care SSR Aisyiyah Brebes Adakan Sosialisasi TBC

22 Mei 2018   13:55 Diperbarui: 22 Mei 2018   14:16 1556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Community TB Care 'Aisyiyah  merupakan program penanggulangan Tuberkulosis (TB) berbasis masyarakat  yang merupakan bagian dari program Majelis  Kesehatan 'Aisyiyah dibawah pembinaan Pimpinan Pusat 'Aisyiyah. Melalui Program Penanggulangan TB ini 'Aisyiyah  berupaya  berperan  serta  dalam pembangunan kesehatan di Indonesia dan pencapaian target Millineum Development Goals (MDGs) no 6 yakni penurunan angka penyebaran penyakit menular.

Sebagai amanat Muktamar dan Tanwir 'Aisyiyah, upaya penanggulangan TB ini dilakukan baik di daerah yang mendapatkan dukungan dari donor maupun secara mandiri. 'Aisyiyah  Daerah Kabupaten  Brebes   merupakan salah satu daerah yang dipercaya menjadi Sub-Sub Recipient (SSR) sejak tahun 2016  yang memiliki tugas meningkatkan  peran serta  masyarakat  dalam menyuluh, menemukan suspect, mendampingi pengobatan pasien TB dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse chemotheraphy = Pengobatan Jangka Pendek dengan Pengawasan Langsung), mengadakan pelatihan kepada masyarakat seperti pelatihan kader TB, tokoh agama, tenaga kesehatan dan pemerintah dan sebagainya.

Sosialisasi TB dilakukan SSR TB-HIV Care 'Aisyiyah  Kabupaten  Brebes  yang   kesekian  kalinya  berlangsung  pada  tanggal 22 Mei 2018  bertempat di Gedung  Aula SMA Muhammadiyah  Tonjong   Kabupaten  Brebes   dengan  mengundang  anggota  'Aisyiyah dari 10 cabang  yang  menjadi  daerah  program TB 'Aisyiyah Kab Brebes  yaitu  Kecamatan Tonjong, Bumi Ayu, Bandar kawung, Paguyangan,  sirampog, Brebes, Wanasari, Ketanggungan, Tanjung, Jatibarang, dengan total  peserta  yang hadir sebanyak 40 orang.

Tampak hadir dalam kegiatan ini adalah Tim TB-HIV Care 'Aisyiyah Kabupaten Brebes  diantaranya ada Koordinator SSR,Ibu Hj. Sadiyah, S. Ag bersama 2 orang Staf Administrasi, sedangkan dari PDA Kabupaten Brebes telah hadir Ketua PDA, Ibu Dra. Hj. Nok Uripah, M. Pd.I.  Adapun pemateri diambilkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes  yakni Johan Isnani, S.Km, M. Kes  

Dalam  paparannya, Johan Isnani   mengupas  mulai  dari  masalah  dasar pengertian penyakit TB hingga munculnya TB MDR dan koinfeksi TB-HIV. Pengertian dasar dari penyakit TB adalah  penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang  disebabkan  oleh  bakteri basil yang sangat  kuat  sehingga  memerlukan  waktu  lama  untuk  mengobatinya. 

Bakteri ini  lebih  sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Tuberculosis (TBC)   merupakan  penyakit   menular,  bukan  penyakit  keturunan, bukan penyakit  karena guna-guna dan bukan juga penyakit karena  terkena racun. Penderita yang terserang basil tersebut biasanya akan mengalami demam tapi tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti  influenza dan bersifat hilang timbul.

Gejala lain, penurunan nafsu makan dan berat badan, batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah), perasaan tidak enak (malaise), dan lemah. Untuk memastikan seseorang terkena TB atau tidak, tim medis melakukan diagnosis dengan mengadakan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung (BTA) dan gambaran radio logis (foto rontgen).

Dalam sesion   tanya jawab, muncul pertanyaan dari peserta tentang faktor utama penyebab munculnya TB-MDR dan penyebarannya. Dijelaskan oleh   Johan   bahwa  belum  bisa  diketahui faktor utamanya, namun kebanyakan adalah karena banyak penderita tidak melanjutkan pengobatan sampai benar-benar dinyatakan sembuh oleh dokter.

Adakalanya, setelah  dua  bulan  menjalani  pengobatan, kondisi pasien sudah 'seperti' sembuh, karena tidak lagi merasakan gejala TB, sehingga merasa percaya diri untuk menghentikan pengobatan. Padahal, suatu saat TB bisa kambuh, dan menjadikan bakteri M tuberculosis dapat kebal pada pengobatan biasa. Selain itu, kuman bisa menyebar ke orang-orang di sekitar sehingga berpotensi menambah jumlah penderita.

Selain itu, karena efek yang ditimbulkan dari penyakit ini sangatlah besar, yang dapat mengancam  sumberdaya  manusia di Indonesia dan menyebabkan kematian pada sekitar 250 orang per hari atau sekitar 236.029 kematian akibat TB pertahunnya yang menyebabkan hilangnya satu generasi, karena TB banyak menyerang usia produktif 15 -- 49 tahun.

Bahkan dari hasil survei terbaru, jumlah kasus baru tuberkulosis atau TB di Indonesia diperkirakan mencapai 1 juta kasus per tahun atau naik dua kali lipat dari estimasi sebelumnya sehingga menyebabkan posisi Indonesia pun melonjak ke negara dengan kasus TB terbanyak kedua setelah India.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun