Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bantaran Kali Sunyi

17 Juni 2022   12:30 Diperbarui: 17 Juni 2022   12:42 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

2011, Bantaran Kali Sunyi ( Pada Sebuah Kota). 

   Kaliyah berurai airmata, tak kuasa menahan tangis. Entah gusar entah amarah apa yang menggelayuti pikirannya. Wanita   dengan usia  hampir empat puluh tahun  itu  berjalan  tegar menyusuri        tepian sungai , menyeberangi sebuah jembatan. Kantor yang ia tuju letaknya tak jauh dari bantaran sungai.

  Beruntung pos satpam tak ada yang menjaga. Kaliyah mengendap endap ke arah belakang. Seorang petugas sedang menyapu di pekarangan deretan kantor tersebut. Kaliyah menghampirinya.

 "Kang, barangkali tahu ruangnya Pak Isno?. Saya mau ketemu Pak Isno"

"Wah , coba ke gedung dekat kolam di ujung sana bu," tukang sapu tersebut  dengan ramah memberi petunjuk. Bergegas Kaliyah mencari sebuah pintu masuk. Seorang petugas menanyakan keperluannya.

 "Saya mau ketemu Pak Isno. Perlu untuk laporkan banjir di rumah saya. Gegara bangunan di belakang rumah. Satu RT banjir semalam......"

"Maaf Bu , soal banjir , itu bukan kewenangan kami. Kali Sunyi di depan kantor ini ,   baik-baik saja. Memang semalam hujan deras sekali, tapi baru kali ini saya dengar menyebabkan banjir....." petugas itu tampak keheranan.

 "Tidak apa Mas, saya masih ingin ketemu Pak Isno, tentang  banjir. Rumah saya ada di bantaran sungai Sunyi...... jaraknya 12 meter dari bibir Kali Sunyi. Membelakangi sungai. Ini foto  banjirnya......,"Kaliyah memperlihatkan penampakan  rumahnya dari depan, dari arah  utara selatan. Jalanan yang tergenang .

"Baik bu, asal ibu mau sabar menunggu. Ini belum jam 08.00 pagi. Silahkan ibu isi buku tamu, mohon KTP ibu saya pinjam dulu....," petugas itu .

Kaliyah mengucapkan terimakasih, lalu duduk di sebuah kursi kayu panjang. Dan melihat kedatagan seorang lelaki bernama Isno.

"Selamat pagi Pak, ijin saya melaporkan, banjir di perumahan kami, gegara  saluran air  selebar 2 meter di belakang rumah saya ada ambrukan batu bata....... Batu bata untuk bikin pondasi bangunan  baru..... Bangunan itu letaknya di bantaran sungai. Maaf ya Pak, bukan semestinya  ini lahan milik negara? Harusnya  berapa meter ya jarak bibir sungai ke bangunan? Saya hitung hanya 4 meter ya pak. Lantas ini ijin darimana bangunan ini bisa berdiri? Rumah saya, bentengnya belakangnya berjarak 10 meter dari bibir  kali Sunyi.  Yang 2 meter itu brankang saluran air kotor tepat di balik tembok belakang rumah saya . Sisanya jarak 8 meter ke bibir Kali Sunyi , ada  4 meternya lahan hijau, sisanya jalan Inspeksi selebar  4 meter. ....." Kaliyah  dengan cepat menuturkan pengaduannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun