Mohon tunggu...
Ratman Aspari
Ratman Aspari Mohon Tunggu... baca-tulis-traveling

abadikan hidupmu dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rebutan Ijazah, Darurat Narkoba dan Darurat Korupsi

3 Juni 2025   17:40 Diperbarui: 3 Juni 2025   18:39 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ratman aspari (sumber foto : dok.pribadi)

Oleh : Ratman Aspari 
Penulis, Jurnalis/Anggota Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) & Pendiri Rumah Baca asah Asih Asuh.


DI TENGAH - Hiruk pikuk persoalan ijazah yang sedang marak diberitakan,  dimana-mana dibicarakan oleh berbagai kalangan, diunggah melalui kanal-kanal media social, menyeruak keruang publik, bising, riuh, pengab dan cukup menyayat hati bagi kita yang masih memiliki nalar dan nurani yang jernih.

Begitulah demokrasi, penyampaian pendapat, perbedaan pandangan, konon di jamin oleh konstitusi, dan sebagai negara hukum, semuanya tentu akan ditempuh sesuai prosedur hukum yang berkalu, sehingga semua sah-sah saja, dan keputusan pengadilanlah nantinya yang akan menentukan dari semua babak drama tersebut.

Di tengah himpitan rakyat yang sedang menjerit, melihat anak-anak muda berebut antrian hanya untuk sekedar mau mendaftar pada 'Job Fair' di Bekasi. Cerita Pencari Kerja di "Job Fair" Bekasi yang Ricuh: Tak Dapat Kerja, Malah Dapat Trauma (Kompas.com , Kamis 29 Mei 2025). Kondisi seperti ini tentu sangat memilukan bagi kita semua.

Di tengah getirnya kehidupan rakyat, hanya dihibur dan disuguhi drama rebutan ijazah, namun semua pihak berdalih, ini adalah sebagai bentuk pembelajaran, disisi lain, kondisi seperti ini tidak boleh terulang lagi dimasa depan, dan berbagai dalih dan argument selangit lainya.

Seolah rakyat digiring untuk mengikuti orchestra rebutan ijazah tersebut, entah apa manfaat yang diapat, yang jelas kuota internetnya cepat habis hanya untuk menonton tayangan-tayangan yang mengulas terkait rebutan ijazah tersebut, mengenaskan.

Darurat Narkoba dan Darurat Korupsi

Dari riuh redamnya pemberitaan dan suara-suara bising terkait rebutan ijazah, sejatinya ada persoalan serius yang justru luput dari perhatian sebagian masyarakat kita, bahkan terkesan adem ayem saja, seolah-olah hal tersebut sebagai hal yang biasa saja. Muncul sekilas, satu dua hari lenyap dari perhatian masyarakat, dan entah seperti apa kelanjutanya kita tidak pernah peduli.

Padahal ini merupakan persoalan dan masalah yang sangat serius, tidak saja terkait dengan keberlangsungan anak-anak, generasi kita mendatang, tetapi juga keberlangsungan berbangsa dan bernegara kita kedepan.

Betapa tidak, beberapa waktu lalu, Badan Narkotika Nasional RI merilis, Sinergitas TNI AL, Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) dan Direktorat Jenderal, Bea dan Cukai, serta Polda Kepri berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkotika jenis sabu dalam jumlah barang bukti sabu terbesar sepanjang sejarah Indonesia, yaitu seberat 2.000.000 (dua juta) gram atau 2 ton. Dua Kapal Perang TNI AL, KRI Surik-645 dan KRI Silea-858 turut berperan dalam penggagalan yang terjadi di Selatan Tanjung Piai, Perbatasan RI-Malaysia. Rabu (21/5), dan dimuat oleh berbagai media.

Bayangkan, dua ton barang haram, ini bukan jumlah yang main-main, berapa puluh, ratus dan ribu, anak-anak, generasi kita yang akan dirusak melalui barang haram tersebut, sungguh sangat miris, sementara sebagian kita tetap tenang, adem ayem seolah semuanya hal biasa saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun