Mohon tunggu...
masopiek
masopiek Mohon Tunggu... Konsultan - #catatanmasopiq

Mencoba menulis terkait tentang fenomena kehidupan yang ada dengan gambaran yang simpel dan menarik. konsen pada fenomena dunia pertanian dan humaniora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Efisiensi Pangan: Resolusi Pembangunan Pertanian

13 Mei 2019   14:05 Diperbarui: 13 Mei 2019   14:07 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Efisiensi dan pangan sengaja penulis mencoba mengaitkan dua kata tersebut menjadi satu kesatuan " efisiensi pangan" .  Kedaulatan pangan menjadi hal yang harus didaulatkan di Indonesia.  Program pertanian dalam rangka pencapaian lumbung pangan 2045 sudah mulai di galakkan, mulai dari optimalisasi lahan potensial seperti rawa dan lahan kering, rehabilitasi lahan pasca tambang, pembangunan infrastruktur dan bantuan benih serta mekanisasi pertanian menjadi beberapa program untuk mengakselerasi Indonesia Lumbung Pangan 2045.  Intensifikasi dan ekstenfikasi menjadi dua penyerang utama dalam pencapaian target tersebut.  inovasi dan teknologi menjadi playmaker dalam tim. 

Tapi disisi lain ada isu lain yang membuat penulis miris, di tengah giatnya program peningkatan produksi secara masif dan terstruktur, ternyata makanan yang dikonsumsi hanya 2/3 dan 1/3 berakhir menjadi sampah atau limbah(FAO) . MIRIS petani yang sudah mengabdikan dirinya menanam padi selama 3-4 bulan dengan segala upaya dan jerih payahnya sampai akhirnya menajdi beras, dan ketika sudah dikonsumsi sepertiga nya terbuang percuma.  hal ini kita sebut dengan FOOD WASTE, belum lagi kita bicara tentang kehilangan hasil dari proses budidaya tanaman sampai dengan siap dikosumsi. berapa banyak yang tersortir, terbuang atau hilang dalam proses ini , ini kita namakan FOOD LOSS. 

Pertanian merupakan salah satu sektor penyumbang gas emiten terbanyak, dan sektor yang menghabiskan sumber daya ,salah satunya air, Mari kita bayangkan sejenak dari awalnya pertanian membutuhkan input yang sangat besar membutuhkan tenaga dan waktu dalam membudidayakanya, membutuh proses pengolahan yang membutuhkan biaya dan ada tahapan sortasi dimana grade A, B dan C dan ungrade yang dibuang,  sampai jadinya makanan pun masih punya kesempatan dibuang oleh pedagang ketika tidak laku atau lewat masa konsumsinya, sesamapainya di meja makan masih sangat berpeluang untuk disisakan makananya dan dibuang. ketika jadi sampah berpeluang menjadi sumber penyakit bila tidak dikelola. itulah gambaran inefisiensi sistem pangan yang terjadi di dunia bukan hanya indonesia.

Bagaimana solusinya ? Efisiensi pangan

penulis berpendapat Efisiensi Pangan menjado kata yang cocok merepresentasikan hal diatas, bagaimana setiap pelaku dalam rantai nilai panganharus diikutsertakan dalam upaya melakuakan efisiensi dimulai dari petani sampai konsumen. 

1. Petani : model model yang dibentuk saat ini adalah bagaimana input pupuk dan pestisida harus efisien dan sesuai kebutuhan, bahkan dapat menggunakan pupuk hayati atau pestisda hayati yang dibuat sendiri, di india ada sistem yang bernama Zero Budget Natural Farming, karena kebutuhan input dari pertanaman dioalah sendiri dan manajemen nya dikelola dengan mengkolaborasikan pelaku yang satu dengan yang lainnya. Go organic juga merupakan salah satu cara untuk #efisienpangan . melakukan pengelolaan hama secara terpadu, melakukan manajemen limbah zerowaste dan menggunakan penggilingan padi 2 pas untuk menambah rendemen beras menjadi contoh upaya efisensi pangan.

2. Pengusaha pertanian

meninjau ulang sistem sortasi dan grading  yang hanya berfokus pada penampilan bukan fungsi. ada beberapa sayuran, buah-buahan yang masih layak konsumsi terbuang karena tidak memenuhi prasyarat penampilan yang baik , sehingga terbuang sia sia. melakukan pengelolaan dan inefisiensi agar mengurangi kehilangan hasil . GAP menjadi salah satu cara agar teknis budidaya kita menjadi efisien. melakukan upaya upaya mentrace dan mengelola limbah hasi olahan pabrik.

3. Pemerintah

menyusun regualasi terkait Food loss, Food waste dan Gas emisi, melakukan upaya pencegahan over stock yang dapat menyebebkan produk pertania  akan terbuang. menatapkan batas limbah rumah tangga, dan menerapkan upaya penanganan limbah secara modern dan profesional, pendampingan  terkait kondisi limbah pertanian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun