Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kopdar dengan Punggawa SemarKuTiga di Bendung Gerak Banjir Kanal Barat

1 September 2020   11:04 Diperbarui: 1 September 2020   11:23 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dokumen pribadi 

Bangunan bertuliskan Bendung Gerak Banjir Kanal Barat itu seperti melambai, menggugah keinginan orang-orang yang lewat. Berwarna kuning dan merah menyala menyambut siapapun yang melewatinya.

Dua pintu masuk menghiasi lokasi ini. Yang satu terbuka untuk umum dan yang lain tertulis jelas, 'selain petugas dilarang masuk'.

Dalam area yang terbatas ini terdapat beberapa mobil terparkir. Mungkin mereka para pegawai yang sedang piket menjaga pintu bendung gerak. Tak banyak yang bisa dilihat dari area yang tertutup ini kecuali aktifitas beberapa orang yang hilir mudik mengawasi keadaan sekitar. Bisa dimaklumi karena kiriman air dari hulu yang terkadang datang tiba-tiba dan semua petugas harus bersiap mengendalikan arus air. Sayang saya tak berhasil menemui seorangpun petugas sehingga tidak bisa mewawancarai .

Di area yang lain adalah tempat parkir yang lumayan luas. Dengan lantai semen yang keras. Tempat inilah yang oleh para pengunjung sebagai tempat parkir.

Dari tempat parkir ini terlihat pemandangan di sebelah barat sungai. Wilayah Ronggolawe dengan bangunan berderet. Dan akan terlihat indah saat malam hari dengan kelap-kelip lampu sejauh mata memandang .

Sementara di sisi utara terdapat bagian sungai yang terlihat seperti kolam yang sangat luas. Puluhan pemancing mengadu nasib, memburu ikan belanak dengan umpan tepung terigu. Orang tua, bahkan anak-anak terlihat asyik menikmati setiap strike yang mereka dapatkan.

Bendung gerak Kanal Banjir Barat memang sebuah wilayah yang sesungguhnya penuh pesona bagi para penikmat suasana .

Saya datang ke sini dituntun oleh seorang kompasianer Semarang yang merupakan punggawa SemarKuTiga, yang juga merupakan warga perumahan Tanah Mas Kota Semarang, yaitu Wang Eddy.

Sebelum ke bendung gerak, terlebih dahulu saya diajak menikmati menu rumah makan vegetarian yang menjadi langganannya.

Lelaki paruh baya ini terlihat sangat bersahaja. Kalem dan menurut saya sangat halus perasaannya. Terlihat dari gaya bicaranya yang kalem , sangat berhati-hati saat mengeluarkan tiap baris kalimat, dan mengungkapan dengan cara yang sederhana, melukiskan sebagai  kawan yang akrab dan sangat enak diajak ngobrol.

Bertolak belakang dengan apa yang pernah beliau tulis di Kompasiana yang penuh canda tawa bahkan kritikan pedas bagi kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun