Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Semua Orang Menyukai Dongeng

20 Maret 2020   09:09 Diperbarui: 20 Maret 2020   09:21 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kompas.com

Saat kecil saya senang mendengarkan dongeng terutama dari ibu.  Ibu saya orang seni,  pandai menari,  bermain gamelan,  dan lihai macapatan diiringi gamelan.

Jaman radio masih menjadi hiburan favorit di tahun 70-80 an,  secara umum orang-orang juga menyenangi dongeng,  yang dibuat bersambung dengan latar belakang suatu daerah di Indonesia, bahkan yang berkaitan dengan eksisnya kerajaan-kerajaan nusantara.  Bahkan dari dongeng di radio diangkat ke cerita layar lebar.  Tutur Tinular,  Brama Kumbara,  Misteri Gunung Berapi,  adalah sebagian dongeng antah berantah yang  berhasil diangkat ke layar lebar.

Menurut Pak Teddy Hesti (52) tetangga depan rumah kami.  Beliau adalah luluan ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) -- bercerita bahwa kalau di Jawa Barat dongeng itu serupa dengan "bobodho" membohongi anak-anak agar terhibur.

Ibu-ibu sering kewalahan saat melihat anaknya rewel sehingga dibuatlah cerita singkat mengenai kondisi sekitar.  Misalnya ketika melihat semut ibu akan menuding ke arah semut bercerita singkat mengenainya.  

Semut yang  berbaris rapi,  saling berpelukan,  bahkan mengangkat beban yang  lebih berat dari beban tubuhnya,  akan menjadi cerita singkat yang  memikat bagi anak-anak.

Jangankan anak-anak,  orang dewasa juga sangat suka menikmati dongeng yang wujud dalam berbagai karya fiksi dan  nonfiksi yang  setiap saat bergerak dan  berkembang sesuai jamannya.

Tahun 80-90an adalah masa merdeka dongeng bisa dinikmati berbentuk komik,  cerpen,  novel,  bahkan muncul di berbagai tabloid,  majalah koran. Sampai saat itu banyak muncul persewaaan buku cerita,  komik dan novel.

Seiring perkembangan jaman dongeng terus dapat dinikmati melalui pita seluloid, terpancar dalam layar lebar di gedung bioskop.  Bahkan dalam kemajuan jaman dongeng ini  bisa dinikmati tanpa batas dalam sebuah home teathre di rumah menggunakan jaringan internet.

Kembali ke asal muasal dongeng,  bahwa pada awalnya adalah bentuk pembelajaran kepada anak-anak,  belajar pada sifat terpuji dan menghindari sifat tercela yang seprti gambaran tokoh dalam dongeng.

Transfer spirit moralitas sederhana ini bisa digambarkan sebagai  ilustrasi  pemahaman tentang kebaikan dan keburukan melalui sebuah alur cerita.

Bahkan dalam menggambarkannya muncullah tokoh-tokoh sentral sebagai ikon sebuah dongeng yang  mewakilkan kebaikan-kebaikan dalam sebuah boneka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun