Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Urusan Rumah Tangga bukan Urusan Seks Semata

3 Maret 2020   08:50 Diperbarui: 3 Maret 2020   08:58 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Awalnya,  saat menikah yang pertama kali terpikir adalah legalnya hubungan badan karena sebuah ikatan sah  menurut agama dan negara.

Dan atas nama cinta para pengantin baru menikmati madu dunia dengan penuh suka cita.

Dan setelah itu selebihnya adalah  kontrak tanggung jawab seumur hidup terhadap keluarga.  Memenuhi kewajiban mencari nafkah bagi suami.  Dan memelihara rumah bagi perempuan.  Dan kewajiban semacam itu takkan pernah berakhir kecuali  maut telah datang,  atau sesuatu memisahkan.

Setelah berumah tangga,  hubungan seks hanyalah seperti pelengkap.  Sebagaimana kebutuhan makan dan minum.

Mungkin saat masih pengantin baru,  berhubungan dengan istri bisa dilakukan sehari sekali atau dua kali.  Tapi seiring waktu berjalan dan makin bertambahnya usia,  keinginan seperti itu tak mesti ada.  Kadang dalam  satu bulan bisa satu kali. Bahkan terkadang  dari suci sampai suci lagi tak sempat bersentuhan sama sekali.

Mungkin yang  usianya sudah 50 tahun ke atas, ada orang yang  gairahnya masih menyala-nyala.  Namun sebagian besar kegiatan di atas ranjang  bukan lagi hal yang  utama.

Penyebabnya bisa terjadi karena banyak hal.

Kebutuhan hidup yang  makin menjadi beban, berkurangnya rasa tertarik dengan pasangan,  bahkan kerepotan mengurus berbagai keperluan rumah tangga dituding menjadi embrio turunnya hasrat  dan libido seseorang.

Saya mempunyai seorang kawan senior,  usianya baru 55 tahun.  Tapi ia bercerita bahwa sudah hampir 5 tahun ini tak lagi menyentuh istrinya. Padahal istinya sehat dan baik-baik saja. Pengorbanannya sebagai suami  yang  setia patut diacungi jempol.
Istrinya beberapa kali gagal hamil karena kandungannya lemah.  Sehingga dokter memberi nasehat agar kawan saya ini tak menyentuh istrinya saat hamil.

Tanpa dinyana kawan saya ini secara diam-diam melakukan vasektomi.  Dan efek dari operasi kecil ini membuatnya tak lagi bergairah.  Dan sepertinya ia biasa-biasa saja sampai saat ini.  Sampai cucunya lahir dan sekolah.

Tapi keberanian semacam ini hanya satu diantara ribuan kasus.  Mengingat seks  masih menjadi hal yang  penting dan perlu untuk dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun