Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Nrima ing Pandum" sebagai Upaya Refleksi Diri

27 Februari 2020   11:22 Diperbarui: 27 Februari 2020   11:27 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap orang pasti punya keinginan dan cita-cita.  Terkait masa depan atau sebuah usaha.  Dan untuk mencapainya dibutuhkan sebuah upaya yang terus menerus sampai keinginannya tercapai.

Ada keinginan yang tanpa susah payah bisa terlaksana,  ada pula cita-cita yang  sudah diupayakan dengan berdarah-darah tak kunjung berhasil jua.  Dan terkadang seseorang menyesali nasibnya lalu kalap dan melakukan hal yang tidak semestinya.

Membangun kembali semangat dan kepercayaan diri itu memang tidak mudah. Terlebih kekecewaan itu bersumber di hati dan perasaan, sehingga rasa kecewa dan mendalam membuat seseorang harus terpuruk dan merasa di dalam lubang kenistaan.

Sesungguhnya setiap manusia memiliki harapan-harapan baru yang  belum tampak mengemuka.  Masih tersimpan rahasia sampai manusia mau berusaha meraihnya.

Tapi terkadang karena terlanjur kecewa,  seseorang menjadi terperangkap dalam alam pikirannya. Bahwa ia sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Move on,  atau bangkit lagi,  adalah istilah umum yang digunakan seseorang ketika berhasil membangun harapan dan semangat lagi. Sehingga pelan-pelan ia akan melupakan segala duka dan keresahan dengan melakukan berbagai kegiatan untuk melupakan semua masalah.

Terkadang manusia juga lalai saat ia jatuh dalam keterpurukan. Dan melupakan bahwa di depannya tersaji berbagai kesempatan.  Padahal bisa jadi itu merupakan jalan terbaik bagi seseorang agar terhindar dari semua permasalahan.

Salah satu hal yang menjadi harapan adalah sebuah keyakinan bahwa apa yang terjadi adalah sebuah ketentuan dari Tuhan Sang Pembuat  Rencana.  Sehingga akan memunculkan sebuah semangat baru untuk membangun kehidupan yang lebih baik.

Terkadang menerima keadaan dengan segala resikonya membuat seseorang menjadi lebih matang.  Ia akan mampu menggali berbagai pengalaman dari yang sudah dijalaninya dengan cara yang lebih baik.

Begini praktiknya,  bila seseorang sudah memiliki rumah yang masih layak untuk ditempati, sementara lingkungan sekitarnya orang-orang sudah membangun dan memperbaiki dengan kondisi lebih baik, kita tak perlu merasa iri.

Boleh saja kita membangunnya asal ada modal untuk mewujudkannya.  Bukan malah  berhutang dengan menggadaikan sertifikat rumah,  sementara untuk membayar angsuran kita masih kesulitan. Sebab bila hal ini tetap nekad dilakukan,  bisa jadi setelah selesai pembangunan,  rumah malah disita oleh bank karena tak mampu membayar tunggakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun