Saropah benar-benar pusing hari ini. Â Dua anaknya si Panjul dan Si Menik Protes, mengapa sudah hampir seminggu ini makan hanya berlauk krupuk dan kecap.
"Mbok ganti lauk to mak", Â kata Panjul Merajuk.
"mosok nggak ada lauk selain krupuk sama kecap? ", sahut Menik menimpali.
Saropah meras masygul,  sudah beberapa hari ini Kang Syapi'i suami Saropah gagal mendapat buruan.  Biasanya ia mencari ikan di kali samping rumah dengan menebar jala dan memasang beberapa  pancing.
Kalau sedang tidak hujan biasanya selain membawa beberapa ekor untuk lauk di rumah, Â ia juga menjual beberapa kilo ikan hasil tangkapannya. Â Dan pulang ke rumah dapat sekilo dua kilo beras.
Apa boleh buat, Â rejeki memang tidak bisa dikira. Mereka hanya pasrah pada nasib.
Esok harinya Saropah ke tukang sayur dekat rumahnya. Â Ia membeli sebungkus tulang sapi yang telah dipotong-potong kecil. Â Serta satu paket sayuran sop. Tak lupa ia juga membeli sepotong lemak sapi.
Sampai di rumah, Â Saropah segera memasak. Sayur sop balungan sapi dengan lemak mengambang membuat anaknya berselera.
Tak lupa mereka mengambil beberapa potong tulang dan menikmati dengan cara menyeruput kuah, Â dan menggigiti sisa daging yang menempel di tulang.
"Tulangnya jangan dibuang ya? " , demikian pesan Saropah pada anak-anaknya.