Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Hal yang Spesial dari Anak Pertama

20 Februari 2020   09:21 Diperbarui: 20 Februari 2020   09:49 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak kami yang pertama, kami beri nama Aiyla. Terinspirasi dari kisah seorang anak Yang tersesat di sebuah hutan,  dan ada dalam pengasuhan seeokor kera hingga remaja. Lalu bertemu  dengan orang tuanya yang  bertugas sebagai ilmuwan makhluk langka.

Gelang liat atas namanya dan tanda di leher sang putri menjadi tanda yang  dikenali orang tuanya. 12 tahun waktu perpisahan dengan jarak beberapa benua ini berakhir dengan happy ending.

Kami memberinya nama Aiyla karena melihat kondisi kami saat itu.  Berada di tengah belantara Kalimantan Tengah,  tak ada saudara,  tak ada orang tua.  Rumah penduduk juga jarang,  dan terpisah dalam jarak Yang jauh antara satu dengan yang lain.

Saat lahir putri kami ditolong oleh seorang dukun bayi lokal.  Saya sangat kawatir dengan kondisinya.  Bagaimana sang dukun membelah ari-ari saat kepala bayi nongol tapi masih terbungkus air ketuban.  

Lalu ditariknya kepala bayi,  dan bersamaan dengan itu ari-ari keluar. Lalu dukun bayi membersihkan istri saya dengan air jeruk dan garam pasca persalinan.  Saya membayangkan betapa perihnya luka yang  disiram air perasan jeruk dan garam.

"Biar cepat sembuh pak", kata dukun bayi meyakinkan.

Untunglah,  pasca kelahiran anak dan istri saya tidak mengalami masalah yang berarti.  Sampai akhirnya kami kembali ke pulau jawa saat anak kami  berusia 3 bulan.

Kondisi ekonomi sangat terbatas, saya juga tidak punya pekerjaan tetap.  Kami punya bayi,  tapi hampir tak tentu ada makanan untuk persediaan.

Anak pertama kami tumbuh dalam keprihatinan.  Sampai ia sekolah,  SD, SMP, SMA dengan segala keterbatasan.

Dan saat putri kami sudah bekerja, ia sangat pandai mengatur keuangan. Bahkan bisa kredit kendaraan dengan biaya sendiri.

Saat menikah,  putri  kami pun berupaya memberikan semua tabungannya untuk keperluan resepsi.  Mengingat kami tak bisa menuntut kepada keluarga pengantin laki-laki yang juga penuh keterbatasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun