Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Dilema Gaji Buruh

19 Februari 2020   10:07 Diperbarui: 19 Februari 2020   10:08 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Instagram @mas_nawir

Dunia perburuhan sudah pernah saya  nikmati beberapa puluh  tahun yang lalu. Dan  saat ini saya memilih pekerjaan sebagai wiraswasta yang memiliki kemerdekaan penuh  dalam mengatur keuangan secara mandiri. 

Salah satu keprihatinan yang  banyak disampaikan,  adalah nasib para buruh yang akan kehilangan atau mengalami penurunan penghasilan  bila omnibus law ditetapkan sebagai peraturan tetap berbentuk undang-undang.  Yang mana draft ini sudah diserahkan kepada DPR RI sebagai bahan pembahasan. 

Sesungguhnya sekaya apapun orang tetap membutuhkan buruh yang  akan melayani mereka.  Apalagi sebuah perusahaan tentu membutuhkan banyak buruh untuk menjalankannya. 

Hanya saya memahami bagaimana nasib para buruh yang  ada di lingkungan saya.
Berangkat pagi pulang petang,  atau berangkat petang pulang pagi. Bahkan ada yang  lembur pulang sampai tengah malam. 

Di tengah penat yang  melanda, para buruh pabrik tetap semangat bekerja.  Bahkan rela  dengan tambahan waktu demi meningkatnya sedikit penghasilan. 

Perjuangan para buruh  untuk para pengusaha memang luar biasa. Mereka bekerja siang  malam untuk memutarkan modal dan menjalankan bisnis pengusaha dengan modal tenaga. Tenaga dipakai, mereka dibayar. Tenaga tidak dipakai mereka tidak dibayar. 

Beberapa orang yang  beruntung mungkin mendapatkan hak istimewa dalam sebuah perusahaan. Mereka mendapatkan fasilitas dan tunjangan yang  memadahi  karena faktor senioritas atau bidang keahlian khusus. 

Tapi buruh biasa tetap mendapatkan gaji sebagimana haknya, ditambah berbagai macam tunjangan kesejahteraan termasuk satu kali gaji tambahan di bulan lebaran. 

Penghitungan gaji perjam,  memang sedang digodog oleh pemerintah tujuannya agar modal  para pengusaha bisa dikelola secara efektif dan tepat guna.  Ini artinya,  para buruh akan kehilangan tunjangan dan penghasilan tambahan. Dan hal inilah yang  terus diperjuangkan oleh wakil para buruh. 

Buruh dan pengusaha memang sebuah dilema. Ada sepotong pengalaman kecil waktu saya  masih  punya  14 karyawan untuk dagangan saya. 

Pusing memikirkan kesejahteraan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun