Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Pengalaman Naik Kapal Barang dari Pelabuhan Banjarmasin ke Surabaya

11 Februari 2020   12:36 Diperbarui: 11 Februari 2020   12:35 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir tahun 99 saya masih bekerja di pulau  Kalimantan pada sebuah perusahaan pengolahan kayu Ramin di Kecamatan Mantangai Kalimantan Tengah.

Perjalanan bisa dua atau tiga hari saat pergi maupun pulang.  Apalagi bila tidak mengetahui secara persis jadwal kedatangan dan keberangkatan Kapal,  bisa lebih lama  lagi. 

Sebab jaman dulu,  jadwal kedatangan kapal tidak bisa diketahui  secara online.  Penjualan tiket kapal sih sebenarnya ada di beberapa loket. Tapi harganya itu loh..  Selangit. Kadang bisa lebih setangah kali dari harga tiket di loket resmi.

Ceritanya saya sudah hampir 3 bulan bekerja di Kalimantan.  Saatnya pulang memeluk kerinduan,  mengumpulkan energi dari keluarga untuk kembali semangat bekerja.

Dari pabrik ada tumpangan klotok menuju Kuala kapuas  dengan waktu yang sangat Lama. Lalu dari Kuala Kapuas menyambung naik longboat dengan harga tiket Yang sangat menggigit.  Bahkan mereka menerapkan harga satu orang lagi bila penumpang membawa barang lebih dari tas jinjing.  Saya membawa ransel terkena biaya bagasi yang besarnya sama dengan biaya satu penumpang. Apa boleh buat,  daripada tak bisa ikut berangkat saya pun pasrah. 

Sampai  di pelabuhan Banjarmasin,  Kapal Dharma Kencana yang  semestinya saya tumpangi baru saja melepas sauh.  Terlihat kapal ini sudah bergerak ke tengah laut. Pengurus Syahbandar tidak bisa mencegah keberangkatan karena posisi kapal sudah berada di luar zona untuk bisa berhenti.

Saya tertegun, melamun sendiri. Lalu  saat duduk termenung tiba-tiba seseorang datang mencolek bahu saya.  Ia menawari penginapan untuk menunggu kapal datang keesokan harinya.

Mau tidak mau saya pun ikut orang ini.  Sebuah kamar papan yang tak layak sebagai penginapan,  dengan sprei yang agak lusuh dan penuh kotoran dari atas.  Cukuplah jadi tempat istirahat sementara.

Uang sewa untuk semalam sudah saya bayarkan,  orang ini mengantarkan kopi panas. Belum sempat saya menikmati kopi,  orang ini datang lagi,  katanya ada kapal barang yang mau mengangkut kami.

Ealah... Saya berfikir  pandai sekali orang ini.  Ia sudah mengetahui kapal barang ada Yang mau berangkat,  tapi ia masih juga menawari penginapan.

Mau mau tidak mau harus menurut lagi. Meninggalkan segelas kopi yang belum sempat dinikmati.  Dan kamar yang  tak sempat ditiduri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun