Entah mengapa hari begitu banyak orang yang temperamental. Â Hanya masalah sepele saja dijadikan alasan untuk marah-marah dan menyakiti perasaan orang lain.
Kejadian nahas yang menimpa seorang pegawai rumah makan langganan saya ini membuat saya terketuk untuk menuliskan di Kompasaiana untuk pelajaran diri saya sendiri maupun orang lain.
Kejadian bermula saat saya pulang dari belanja di pasar Peterongan. Waktu sudah hampir dhuhur, Â saya mampir ke warung makan padang murah untuk mengisi perut.
Setelah makan selesai,  saya melihat ada  seorang laki-laki marah-marah di depan kasir.   Ia meminta nota pembelian,  katanya untuk laporan atasannya atas uang yang dibelanjakan.
Pegawai membuatkan nota secara terperinci, Â si bapak ini protes agar nota dibuat global saja menurut yang ia beli, Â tidak usah ditulis poin-poin nya.
Pegawai perempuan ini menyobek nota dan membuatkan nota baru. Â Bapak ini bilang, Â salah satu menu tidak usah ditulis, Â karena ini ia sendiri yang memesan
Pegawai rumah makan kembali menulis secara global,  jumlah pembelian.  Ternyata masih salah juga,  karena  kata bapak ini uang kembalian yang ia terima  kurang.
Bapak ini berbicara juga kurang jelas. Â Mungkin maksudnya nasi bungkus yang ia beli dimintakan nota, Â sedangkan menu yang ia pesan tidak usah dimasukkan ke nota.
Padahal pegawai rumah makan sudah terlanjur menuliskan harga semua yang dipesan bapak ini.
Terjadi kesalahpahaman. Â Bapak ini ini terlihat emosi. Â Ia mengeluarkan kata-kata kotor yang tak patut di dengar. Saya lihat, Â pegawai rumah makan gemetar.
Apalagi saat pegawai rumah makan menjawab, Â bapak ini balik lagi melemparkan nota ke wajah pegawai, Â sambil berteriak, Â "goblok, Â tak laporin kamu, Â biar dipecat".