Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berebut Berkah di Hari Jum'at

25 Januari 2020   01:15 Diperbarui: 25 Januari 2020   01:15 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sondung perjaka 15 tahun kelas III SMP ini segera bersiap mandi setelah pulang sekolah untuk pergi ke masjid. Ibunya yang sedang menjemur pakaian tersenyum melihat puteranya rajin sholat Jumat.Biasanya ia berangkat ke masjid menjelang iqomat. Tapi sudah beberapa bulan ini ia berangkat lebih awal.

Satu yang ada dipikirannya, segera berangkat. Dan pulang terlebih dahulu.

Dokpri
Dokpri
Beda lagi kisah pak Tarji lelaki setengah baya  asal Mranggen ini setiap Jumat selalu hadir di masjid Al-Huda. Padahal sebelumnya ia sangat malas melaksanakan sholat Jumat.Tapi sejak Masjid Al-Huda membagikan makan gratis setiap jumat, masjid ini selalu dipenuhi jamaah.
Dokpri
Dokpri

Berawal dari satu orang yang memang berniat berbagi di hari Jumat. Tak dinyana kegiatan ini disambut positif oleh warga yang lain. Sebelumnya hanya satu dua orang saja, membagikan puluhan nasi bungkus dan bubur kacang hijau. Tapi lama kelamaan yang ikut berbagi semakin banyak.
Setiap Jum'at ratusan nasi bungkus dibagikan kepada para jama'ah. Baik orang yang mukim maupun para musafir.
Tiap Jumat ratusan orang mengantri secara tertib untuk mendapatkan nasi bungkus.
Yang mengantri bukan hanya para buruh, sales keliling, anak-anak, atau siapapun yang mau. Tapi juga para jamaah bermobil yang nampaknya mereka adalah para driver online.

Wujudnya memang sederhana. Nasi bungkus beserta sayur dan lauk pauk seadanya, ditambah teh hangat yang dibungkus plastik. Tapi kesederhanaan yang terkandung dalam nasi bungkus ini mampu menjadi pemicu seseorang rajin melaksanakan sholat Jum'at. Seperti pak Tarji dan  Sondung.

Pak Tarji mengatakan hari Jumat merupakan hari istimewa. Karena selain ia bershilaturahmi dengan para jamaah masjid. Ia juga mendapatkan manfaat tambahan.  Uang jatah makan siang, bila dihari Jumat bisa ia simpan untuk keperluan yang lain. Sebab Masjid sudah menyediakannya termasuk minumannya.

Dokpri
Dokpri
Kita memang tidak bisa membantu kesulitan orang lain secara penuh. Tapi berfikir tentang hal sederhana yang menjadi kebutuhan pokok ternyata mampu memberi semangat yang luar biasa.
Membagikan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh orang lain memang sudah menjadi tradisi di berbagai tempat. Di masjid-masjid seluruh Semarang baik di kota maupun di desa selalu ada di setiap hari Jumat.

Bahkan terkadang ada warga yang membagikan makan siang secara berkeliling. Tukang becak, pemulung, serta para tunawisma menjadi target.

Bersedekah memang bisa di mana saja. Dan itu akan melampaui batas perbedaan. Tak peduli apapun agamanya, apa pekerjaannya, yang penting memberi dengan ketulusan dan  niat berbagi pasti akan menumbuhkan rejeki lain  bagi para pemberi dari arah yang tidak disangka.

Dokpri
Dokpri
Kita memang tak bisa banyak saat memberi, tapi nilai pemberian itu akan sangat berarti bila yang menerima adalah orang-orang yang benar-benar membutuhkan.
Orang-orang yang memiliki rejeki lebih memang butuh penerima sedekah. Sebab sedekah itu wajib bagi mereka yang yang memiliki kelebihan harta.

Bahkan bersedekah sebatas nasi bungkus tak harus menunggu sampai kita kaya.

Selamat bersedekah di hari Jumat yang penuh berkah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun