Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Akhir Perjalanan Sang Penipu

18 Januari 2020   22:38 Diperbarui: 18 Januari 2020   22:35 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi/pixabay

Fenomena orang biasa mengaku raja dan ratu dengan menamai dirinya Raja dan Ratu Agung Sejagat, lama-lama menggelitik pikiran juga. 

Coba bayangkan ibarat seekor kucing yang mengaku dirinya macan.Sebesar apapun postur tubuhnya nggak bakalan berani mencaplok seekor anak kambing. Sebab meskipun mirip, kucing tetaplah kucing. Paling bisa paling memangsa tikus atau hewan yang sejenis.

Belasan tahun yang lalu, di perumahan kami, waktu warga belum banyak yang menunaikan ibadah haji , ada seorang warga baru yang mengaku bernama haji Budiman. 

Pakaian yang ia kenakan setiap hari pun mirip seorang haji. Pakai jubah kemanapun pergi. Sholat berjamaah di masjid menggunakan atribut lengkap dari jubah yang di pasang agak miring. Sampai sorban yang dikalungkan ke leher 

Yang kami heran istrinya tidak pernah kelihatan. Tapi bila malam telah telah tiba berganti-ganti mobil  parkir di depan rumah kontrakannya. Ia berdalih, istrinya adalah seorang manajer pabrik yang yang pulangnya selalu malam hari. Bahkan tengah malam.

Di rumah yang dikontraknya  banyak terdapat gambar bernuansa Arab. Ada gambar kebun kurma, gambar Makkah, dan foto dengan latar belakang Ka'bah yang belakangan diketahui itu hanya foto background dari studio foto yang sengaja ia buat.

Saat pengajian ia selalu mengaku memiliki pengetahuan segalanya, karena ia pernah berhaji. Sehingga seringkali orang-orang begitu minder bila untuk datang ke pengajian. Karena pendapatnya selalu dipatahkan oleh Haji Budiman. Bahkan seorang ustad yang mengisi pengajian di tempat kami sempat berhenti mengajar  karena isi ceramahnya   selalu didebat olehnya haji Budiman.

Mulut haji Budiman memang manis, hampir semua jamaah diperdaya. Saya masih ingat ia berhutang hampir kepada semua jamaah antara 100-300 ribu.

Suatu malam, setelah berkoordinasi dengan pengurus RT,  petugas kepolisian gabungan  menggrebeg kontrakan Haji Budiman. Di atas mobil polisi duduk seorang perempuan muda dengan rambut bersemir emas dalam keadaan tangan terborgol.

Penangkapan haji Budiman disaksikan warga  berlangsung sangat dramatis. Para polisi mengetuk pintu tapi tidak kunjung dibuka. Lalu seorang polisi mendobrak pintu dan marangsek masuk.

Teriakan polisi "diam kamu!", terdengar nyaring dari luar. Lalu beberapa saat kemudian seseorang yang ditengarai sebagai haji Budiman digelandang keluar dengan tangan terborgol dan dipakaikan penutup wajah.

Usai polisi pergi, pengurus RT menerangkan sesuai informasi dari petugas, bahwa haji budiman adalah seorang buronan polisi yang telah lama diincar.  Ia dituduh menggelapkan uang ratusan juta rupiah dari sebuah perusahaan keramik di Jakarta.

Dan perempuan di dalam mobil itu adalah seorang PSK yang menjadi teman Haji Budiman berfoya-foya. 

Mungkin karena uang telah habis, lalu dicarilah kontrakan, sementara teman wanitanya tetap menjual diri seperti biasa.

Maka tak heran  saat pertama kali datang, pengurus RT meminta identitas diri dan KTP tidak pernah diberikan.

Beberapa hari setelah penggerebegan, seorang perempuan dengan menggendong bocah datang. Ia mengaku istri sah Budiman (Haji nya hilang). Ibu-ibu yang kebetulan mengetahui  kedatangan perempuan ini mendekat dan bertanya, " Ibu istri pak Haji Budiman?"

Perempuan ini menjawab, "Suami saya belum pernah  berangkat haji kok bu".

Lalu sebuah mobil bak terbuka datang. Dan membawa seluruh isi rumah.

Setelah itu kami tak pernah mendengar lagi, di mana  (Haji) Budiman berada.

Hari-hari ini kita sering melihat kabar yang melintas di dunia maya, ada orang yang mengaku sebagai polisi, tentara, orang penting dari instansi ini itu dan sebagainya.


Ada juga yang mengaku lulusan perguruan tinggi ini itu dengan ijasah palsu,  tujuannya sudah pasti yaitu Menipu.

Dan selalu saja, berakhir di balik jeruji besi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun