Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sepenggal Kisah di Penggilingan Daging Jalan Banteng Semarang

3 Januari 2020   13:27 Diperbarui: 5 Januari 2020   10:21 3220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu gemuruh suara mesin penggilingan terdengar dari semua sudut jalan. Satu jalur ke Utara sampai perempatan pertama di jalan Banteng Kelurahan Lamper Mijen Kota  Semarang. Lebih tepatnya di sebelah barat Lottemart Semarang

Kegiatan menggiling adonan daging dan tepung memang sudah menjadi kegiatan rutin setiap hari jalan ini.

Semangkok bakso nikmat yang tersaji di hadapan anda, bisa jadi berasal dari sini. Sapi dari  para peternak yang dibeli oleh para pengepul, lalu menuju tempat sembelihan dan dagingnya menuju ke tempat ini diecerkan oleh para pedagang daging sapi, lalu dagingnya dibeli oleh para penjual bakso dan dagingnya digiling di tempat ini.

Penggilingan daging menjadi hilir yang menghantar jadinya butiran bakso lewat  tangan kreatif para pedagang.

Adalah Pak Kamto salah seorang pemilik penggilingan berkisah tentang perjalanan hidupnya hingga bisa memiliki beberapa tempat penggilingan daging.

Pak Harto satu-satunya Karyawan paling setia /dokpri
Pak Harto satu-satunya Karyawan paling setia /dokpri
Awalnya ia menjadi buruh penggilingan, beberapa lokasi pernah ia jelajahi dari semarang, Demak hingga Kudus. Sampai kemudahan ia memiliki modal yang cukup dan berani membuka usaha penggilingan  sendiri.

Suka duka ia lakoni sebagai pemilik penggilingan. Tempat ia saat ini adalah milik seorang penduduk yang bernama Mbah Paiman. 2.200.000/ bulan harus ia bayarkan untuk sewa tempat ini. Listrik ia masih jadi satu dengan pemilik rumah tapi tagihannya ia semua yang bayar.


Di depan ia membuka penggilingan,  ada warung kecil yang menjual tepung dan bumbu bakso yang membayar 800.000/bulan untuk pemilik tempat.

Di jalan Banteng ada beberapa penggilingan dan penjual bumbu, ada yang sudah jadi hak milik ada juga yang sewa seperti pak Kamto.

Deretan kios penjual bumbu bakso/dokpri
Deretan kios penjual bumbu bakso/dokpri
Pak Kamto berkisah, ia membuka penggilingan bakso sejak 22 tahun silam, tepatnya tahun 1997.

Pak Harto, satu-satunya rekan kerja yang menemaninya sampai saat ini. Sedangkan karyawan yang lain keluar masuk atau berganti majikan di tempat lain.

Harga jasa penggilingan  adalah Rp.4000/kg. Pak Kamto memiliki sekitar 150-an pelanggan setia yang menggilingkan adonan di tempatnya. Dan yang datang tiap hari rata2 50%  dari seluruh jumlah pelanggannya.

Pak Kamto mengaku pendapatannya antara 1200.000,-  sampai 1.500.000 perhari.
Yang ia bagi menjadi beberapa pos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun