Mohon tunggu...
masna rahmawati
masna rahmawati Mohon Tunggu... ASN, mahasiswi, istri,ibu

Hai aku seorang ASN sekaligus mahasiswi Pascasarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial UNPAD. Aku seorang istri dan ibu dari dua anak. Hobiku baca buku dan santai-santai sambil makan es krim.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perspektif Agama dalam Memandang Pekerjaan Sosial

18 September 2025   22:00 Diperbarui: 18 September 2025   22:00 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apa yang kamu bayangkan tentang pekerjaan sosial? Apakah teori-teori? Atau intervensi program pemerintah?.

Ternyata pekerjaan sosial tidak sekedar teori, tapi ada nilai-nilai spiritual dan ajaran agama di dalamnya. Bukan hanya sekedar permasalahan "perut" tetapi juga urusan hati. Pekerja sosial dihadapkan banyak dilema. Misalnya bagaimana cara menyalurkan bantuan sosial dengan adil, atau bagaimana mendampingi keluarga yang sedang bermasalah tanpa ikut terseret emosi. Agama hadir sebagai penunjuk arah. Semua agama mengajarkan kejujuran, kasih sayang dan kepedulian. Hal itu yang menjadikan pekerja sosial dapat tetap berpijak pada nilai-nilai kemanusiaan.

Salah satu Ayat dalam Al Qur'an yaitu Surat Al-Hujurat Ayat 13 :

"Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Ayat yang menjelaskan bahwa perbedaan suku dan bangsa diciptakan agar manusia saling mengenal dan menjalin hubungan yang harmonis, menunjukkan kasih sayang dengan menghargai satu sama lain.

Menjadi pekerja sosial tidaklah mudah. Lelah, tidak dihargai dan hasil kerjanya tidak langsung terlihat. Tetapi jika berpedoman pada spiritualitas dan yakin bahwa membantu orang lain adalah bagian dari ibadah, maka lelah akan terasa ringan. Muncul rasa bahwa semua yang dilakukan bukan hanya untuk manusia, tetapi buat Allah SWT.

Pekerjaan sosial jelas profesi yang ada dasar ilmu. Ada teorinya, ada metodenya. Tapi bukan berarti agama ditinggalkan. Justru keduanya bisa saling melengkapi. Ilmu memberi arah, agama memberi rasa. Jika keduanya bersatu, maka hasilnya lebih menyentuh

Kita hidup di negara dengan mayoritas muslim. Bagi pekerja sosial, agama bukan sekadar simbol, tapi sumber nilai, energi, dan harapan. Karena pada akhirnya, pekerjaan sosial itu bukan hanya tentang "membantu", tapi juga tentang "mengasihi".

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun