Mohon tunggu...
Mas Lendro
Mas Lendro Mohon Tunggu... -

laki-laki yang terus belajar menjalani hidup

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pantai Menganti, Surga Rahasia dari Kebumen

30 Desember 2012   15:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:47 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Libur plus cuti Natal 2012 kali ini kami rencanakan untuk mengadakan perjalanan menapaktilasi kota-kota asal kami, di mana kami menghabiskan masa kecil kami sebelum kami menjalani hidup kami di Subang, Jabar. Tepatnya hari Kamis Tanggal 20 Desember 2012 pukul 19.00 kami sekeluarga meninggalkan kota kediaman kami, Subang, menuju kota tercinta Purwokerto, Jateng. Perjalanan malam kali ini ditemani guyuran hujan deras. Jalur yang kami ambil adalah jalur seperti biasanya, jalur alternatif Subang – Cikamurang – Tomo – Tol Plumbon - Tol Bakrie – Bumiayu – Purwokerto. Jalan sepanjang kabupaten Subang rusak, tetapi di kabupaten Indramayu, Sumedang dan Cirebon bagus. Keluar dari tol Bakrie Pejagan jalanan sepanjang Brebes sampai ke Bumiayu penuh lubang. Pukul 02.15 kami sampai di Purwokerto. Pagi Hari Kamis berangkat dari Purwokerto ke Gombong, dari Gombong kami menuju pantai Ayah yang berjarak kira-kira 28 km dari kota Gombong. Dari pertigaan Jalan raya Gombong – Tambak, pantai Ayah berjarak sekitar 18 kilometer, melalui terowongan kereta api di daerah Ijo yang eksotis jalan menuju pantai ayah mulus dan nyaman untuk berkendara. Sampai di pantai Ayah kami merasa kurang puas, karena pantai sedang direnovasi dan tidak ada lagi bibir pantai karena bibir pantai sudah di tanggul. Akhirnya kami memutuskan untuk ke Pantai Menganti, yang berdasarkan hasil googling dan informasi dari para pedagang di pantai Ayah, pantai Menganti berjarak 8 km dari pantai Ayah dengan track yang sempit, berkelak-kelok dan menanjak. Akhirnya kami beranikan diri untuk ke sana, dengan mobil MPV yang fully loaded, kami berharap bisa menaklukan track yang katanya beresiko tersebut. Benar saja…sepanjang perjalanan dari Pantai Ayah ke Pantai menganti track yang kami lalui sangat ekstrem. Pantas saja menurut informasi Pantai Menganti masih alami, karena saya yakin kendaraan pariwisata seperti Bus pasti tidak akan berani melalui jalur ini. Jalurnya sempit, berkelak-kelok, menanjak tajam dan disebelah terdapat jurang, tetapi pemandangan sepanjang jalur ini sangat indah. Kita bisa melihat pantai Ayah dari ketinggian, demikian juga pulau Nusakambangan tampak dari jalur ini. Sampai di Pantai Menganti kami sangat takjub akan keindahannya. Pantai yang masih bersih, alami dan berpasir putih, dikombinasi dengan perbukitan yang menjulang tinggi. Ombaknya tidak terlalu besar sehingga anak-anak bisa bermain. Apabila dilihat dari atas bukit, pantai menganti benar-benar indah dengan deretan kapal, pasir putih dan air yang laut yang bening. Benar-benar keindahan yang tersembunyi. Di pantai ini banyak terdapat perahu-perahu tradisional nelayan yang digunakan untuk menangkap ikan. Di pantai ini juga terdapat Tempat Pelelangan Ikan, tapi anda harus pagi-pagi ke pantai ini apabila ingin menikmati suasana pelelangan ikan. Setelah puas berkeliling dan mengambil gambar, kami memutuskan untuk pulang. Perjalanan pulang kami diwarnai sebuah kejadian menegangkan, dimana mobil MPV kami yang dipenuhi penumpang dan barang tidak kuat menanjak dan hampir saja mundur ke jurang. Setelah dibantu istri dan keponakan yang mencari batu untuk mengganjal ban dan keringat saya yang bercucuran karena tegang, akhirnya kami bisa melalui jalur ekstrem itu.

1356882064797947779
1356882064797947779
Apabila anda seorang penikmat alam yang masih alami dan anda sedang melalui jalur selatan Gombong - Tambak, ada baiknya anda sempatkan diri untuk mampir ke pantai Menganti. Saran saya, pakailah mobil yang bertenaga atau 4WD apabila mobil anda penuh dengan penumpang dan barang agar anda dapat dengan mudah melibas jalur yang ekstrem tersebut. Tapi percayalah, keindahan Pantai Menganti semakin terasa dengan adanya efek ketegangan yang timbul saat kita melalui jalur mengerikan tersebut. Percayalah. Selamat berlibur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun