Mohon tunggu...
Bozz Madyang
Bozz Madyang Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Food Blogger

#MadYanger #WeEatWeWrite #SharingInspiringRefreshing #FoodBlogger - Admin Komunitas Kompasianer Penggila Kuliner (KPK) Kompasiana - Email: bozzmadyang@gmail.com - Instagram/Twitter: @bozzmadyang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pelampung Ikan Malung Bernilai Jutaan Rupiah!

17 April 2016   22:50 Diperbarui: 23 April 2016   05:51 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sate Bandeng Banten. (Foto GANENDRA)"]

[/caption]

[caption caption="Sedapp. (Foto GANENDRA)"]

[/caption]

Masih banyak lagi jenis makanan nusantara yang aku kenal berkat ajang FKN 2016. Ada aneka sambal Banten, abon nangka Jawa timuran, kue talas Papua, abon Padang, dan masih banyak lagi. Sekitar 49 jenis kuliner nusantara yang berbeda dan mewakili keunikan daerah masing-masing ditampilkan selama 3 hari.

Menarik sebenarnya, karena bisa juga menikmati kuliner dari ragam daerah yang belum pernah diicip. Selain itu bisa juga menikmati menu ‘kangen’ dari daerah asal. Aku sempat menikmati tengkleng Solo dan Soto Gerabah yang terkenal dari Solo.

[caption caption="Soto Gerabah SOLO. (Foto GANENDRA)"]

[/caption]

[caption caption="Tengkleng SOLO (Foto GANENDRA)"]

[/caption]

Ajang FKN 2016 ini melibatkan provinsi Indonesia Barat, Tengah, Timur, juga akademi/ industry. Tampil dalam stand-stand seperti Aceh, Kalbar, Sumsel, Palembang, Kalteng, Jabar, Babel, Jambi, Jakarta, Banten, Kepri, Jatim, Jateng, Bali, DI Yogyakarta, NTB, Sulut, Gorontalo, Maluku, Papua. Dari Akademi ada STP Trisakti, Sahid dan lain-lain. Media partner dari Kompasiana.

Selain stand kuliner juga ditampilkan beragam atraksi disamping aneka kuliner nusantara. Ada tarian khas daerah, juga demo masak dari chef-chef ternama. Maka berasa lengkap kemasan acara untuk mengangkat pernik-pernik budaya nusantara. Namun sayangnya hanya tiga hari. Pasalnya acara ini bisa menjadi bernilai ekonomi kreatif, dan bisnis. Menjadi titik pertemuan antara pelaku bisnis kuliner. Dampaknya pasti ke tenaga kerja serta mendorong ekonomi kreatif dari ragam daerah.

[caption caption="Atraksi tarian dari Kalimantan. (Foto GANENDRA)"]

[/caption]

[caption caption="Ramai (Foto GANENDRA)"]

[/caption]

Seperti yang diharapkan oleh Menteri  Pariwisata, Arief yahya bahwa kuliner tak saja berkontribusi untuk pariwisata namun juga ekonomi kreatif dan ketenagakerjaan. Data Kemenpar menyebutkan bahwa pada 2004, sector pariwisata menempati urutan keempat sebagai penyumbang devisa terbesar dengan total Rp. 133,9 triliun. Pada 2013 hanya Rp. 110,5 triliun dengan serapan tenaga kerja 9,6 juta. Jumlah itu melonjak pada 2015 dengan devisa Rp. 114 triliun dengan penyerapan kerja 11,3 juta orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun