Mohon tunggu...
Kukuh Aris Santoso
Kukuh Aris Santoso Mohon Tunggu... Dosen -

Dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Telp :081220279526)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

“ Cara Membuat FANS Setia ”

18 Januari 2016   10:57 Diperbarui: 18 Januari 2016   10:57 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Judulnya kaya siap siap mau jadi artis aja ya hehehehe. Ini masih tentang bisnis kok, jadi begini, Sewaktu jalan jalan bersama kawan di Group Komunitas UKM yaitu mas Rozak dan mas Remi ke sebuah pameran di daerah kemayoran yang menampilkan beberapa produk.

saya bercerita bahwa saya berkeinginan membuat website untuk bisnis baru saya. Saya membutuhkan webhosting serta domain, akhirnya teman ini mengajukan atau merekomendasikan seseorang yang ada komunitas kita, saat itu teman kami yang bernama mas Ade yang di rekomendasikan untuk website saya di kelola olehnya.

Lantas  saya berpikir jadi secara tidak sadar mas Rozak ini telah menjadi seorang marketing untuk teman saya yang lainnya yaitu mas ade, enak banget ya mas Ade. Tapi ini menarik, saya lantas menarik hipotesa sementara yaitu mungkin  karena kita saling kenal dan dalam satu bagian komunitas UKM.

Saya kembali membuka buku lama saya yang saya beli beberapa tahun lalu yang berjudul “The Culting of Brands: when customers become true believers” karya Douglas Atkin. Buku tersebut mengulas cara membangun sebuah brand produk ataupun personal dan menjelaskan bagaimana orang orang atau costumer setia pada merek merek tertentu.

Dalam membangun brand sebaiknya dimulai dengan kita mengikuti banyak komunitas untuk dapat kawan sebanyak banyaknya. Seperti yang saya ceritakan diatas bahwa dengan banyak ikut serta dalam sebuah komunitas membuat kita masuk dalam sebuah ikatan batin yang tidak bisa di jelaskan, sehingga seakan akan alam bawah sadar akan membentuk ingatan ingatan tertentu terhadap orang orang dalam lingkaran komunitas atau group kita.

Dengan atau tanpa disadari,  orang orang dalam komunitas tersebut yang kita ada di dalamnya menjadi bagian dalam bisnis kita secara positif ataupun negative perspektif. Semakin ekslusif komunitas yang kita ikuti semakin kuat ikatan yang terbentuk, sehingga semakin banyak fans fans setia terhadap produk ataupun bisnis kita.

Dengan contoh tersebut maka sering kali kita melihat banyaknya komunitas komunitas tertentu yang di buat oleh perusahaan perusahaan besar, misalnya komunitas mobil bermerek Toyota avanza, komunitas klub bola Liverpool, komunitas pengguna Iphone, dan makin banyak lainnya. Perusahaan perusahaan besar tidak tanggung tanggung mensponsoring dengan dana besar untuk acara acara gathering komunitas untuk menambah rasa kesetiaan terhadap produk produk mereka.

Sehingga boleh donk kita contek sedikit hehehehe. Kita golongan usaha baru perlulah memperbanyak keikut sertaan dalam komunitas komunitas, karena mereka mereka dalam komunitas inilah yang menjadi fans setia dari produk atau usaha kita. Merekalah yang akan merekomendasikan produk kita baik atau buruk, sehingga penting sekali apapun yang kita lakukan harus berfokus kepada orang, kalo bahasa kerennya adalah “pencitraan”.

Nah apa yang harus dilakukan agar produk ataupun usaha kita berfokus pada orang, inilah 5 prinsipnya :

  1. Kenali dan arahkan organisasi anda untuk berfokus pada orang, karena penilaian buruk satu orang akan mampu mempengaruhi beberapa orang lainnya, selayaknya kain putih apabila ada setetes noda hitam, yang menjadi perhatian adalah noda hitam bukan wilayah lainnya yang putih. Kita tidak ngomongin itu kain di cuci loh…hehehehe

  2. Dapatkan keanggotaan yang benar. Selalu ada anggota yang baik atau buruk, dalam menciptakan kesetiaan anda perlu membuat diri anda ataupun produk anda “Gaul”, artinya anda ataupun produk anda dapat menarik calon fans setia anda, mungkin jika kita dalam komunitas pencinta binatang janganlah ngomongin cara memasak daging rusa yang lezat, habislah kita di gaplok keluar hehehehe.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun