Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Orang Darat Takut Laut

3 Maret 2023   06:20 Diperbarui: 3 Maret 2023   06:42 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akan tetapi, saat malam harinya---aku telepon ke rumah, menanyakan kabar kepada anak anak--- ternyata, ada telepon dari kantor supaya aku melanjutkan tugas ke Tanjung Batu.

Wah, pulau apa lagi ini? pikirku. Dari Tanjung Pinang ke Tanjung Batu berangkat siang. Sampai Tanjung Batu sore hari. Beruntung, di Tanjung Batu, aku langsung masuk ke sesi. Menginap satu malam di Tanjung Batu Besok pagi ada kapal dari Tanjung Batu ke Tanjung Balai Karimun. Turun di Tanjung Balai Karimun, aku menunggu kapal ke arah Buton. Dari Buton, aku masih harus melanjutkan perjalanan darat dengan travel ke Pekanbaru.

Boleh dikatakan, dalam waktu satu minggu aku hidup dari kapal ke kapal, dari pulau yang satu ke pulau yang lain. Itulah Indonesia. Beda dengan di Jawa yang untuk menuju daerah yang satu ke daerah yang lain relatif dapat melalui transportasi darat. Di luar Jawa, boleh dikatakan transportasi laut lebih dominan. Jadi, nenek moyangku orang pelaut itu nyata adanya.

Akan tetapi, di luar itu semua, aku mulai merasakan debar-debar dalam dada pada saat menjadi narasumber. Beda audiensi pada rakor-rakor di lingkungan kantor, beda pula audiensi di sosialisasi Program JPS. Kalau rakor audiensinya pejabat atau staf, pada sosialisasi Program JPS audiensinya masyarakat.

Otomatis, hal itu membuat rasa PD-ku di depan audiensi bertambah. Belum lagi, aku menyampaikan kabar gembira kepada audiensi. Pak Habibie bukan saja membuat Program JPS untuk mengentaskan kemiskinan akibat krisis ekonomi di era reformasi, melainkan juga mengubah pola-pola pembangunan step down dan bottom up yang selama 32 tahun masa Orde Baru dilaksanakan.

"Bapak-bapak sekalian, kalau jaman dahulu pola yang digunakan Step down and bottom up. Pola JPS ini beda. Pada step down, usulan Bapak-bapak akan dibahas di tingkat desa, kemudian kecamatan, terus ke kabupaten, ke Provinsi, bahkan mungkin harus disetujui Pusat. Pusat mempunyai arahan dan kebijakan, itu namanya step down, dari atas. Ada pun, usulan Bapak-bapak itu namanya bottom up, dari bawah.

Namun, yang sering terjadi adalah step-nya sudah down-down, tapi bottom-nya tidak up-up!" seruku. 

Mendengar orasiku itu, mulailah terdengar adanya tepuk tangan dari beberapa tempat.

"Hal itu, step down dan bottom up, berakibat rantai perjalanan usulan program Bapak-bapak untuk pembangunan di desa, Bapak-bapak sangat panjang dan belum tahu akan dilaksanakan. Alias, usulan bapak sering tidak dapat terlaksana. Kalaupun terlaksana, perlu waktu lama dan Bapak-bapak hanya melihat saja karena yang melaksanakan adalah para pejabat dari dinas.

Beda dengan Program JPS ini, usulan akan menjadi prioritas dan pelaksananya langsung oleh Bapak-bapak. step-nya sudah tidak begitu down dan bottom-nya langsung up!" tegasku. Kontan, tepuk tangan pun bergemuruh di ruangan itu.

Bahkan, mulai terdengar ada yang berteriak, "Amin Rais, Amin Rais" pada akhir sesi. Pada saat itu, rasanya pekerjaanku mulai membuat bayangan manis wajah Nety terlupakan sejenak. Apalagi, dia sedang kuliah S-2 jauh di Jawa sana.
+++

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun